Sunday, July 20, 2014

Bisnis Hotel Syariah Makin Menggiurkan Setelah Uang Jin Hilang

Vice Director of Business Development Metropolitan Golden Management, Bayu Waskito Nugroho, mengatakan bahwa usaha yang halal serta dijalankan dengan baik, serta mengedepankan prinsip-prinsip syariah ternyata juga bisa menguntungkan. Bahkan, lanjut Bayu, dalam beberapa hal usaha hotel berbasis syariah di Indonesia bisa lebih menguntungkan ketimbang hotel konvensional.

"Hotel kami yang di Bekasi, tadinya ada karaoke dan sebagainya, itu kami tutup dan dijadikanmeeting room. Saat ini kami punya 30 meeting room. Pada saat kami jadikan karaoke, mungkin uang jin dimakan setan, habis tidak karuan. Pada saat kami ubah menjadi ruang rapat, penghasilannya jadi bagus. Secara bisnis, tidak mengurangi, jadi lebih bagus," ujar Bayu usai konferensi pers peluncuran perdana Fitra Hotel Majalengka di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (19/7/2014).

Selain itu, Bayu juga mengemukaan bahwa hotel berbasis syariah dianggap lebih aman dan nyaman oleh keluarga yang menginap. Karena itu, meski peraturannya tidak sebebas hotel konvensional dan hidangan yang ditawarkan pun halal, hotel berbasis syariah justeru menjadi pilihan.

"Muslim atau non-muslim, semua tinggal di tempat kita. Malah lebih happy. Isterinya tanya tinggal di mana, di Aziza. Oh iya, aman. Kami di Pekanbaru, sebelah hotel kita biasa, hotelentertainment, tapi hotel kita lebih ramai," imbuhnya. Menurut Bayu, Horison Group memiliki beberapa merk pengelola hotel. Salah satunya Hotel Aziza Hotel, hotel yang mengedepankan prinsip-prinsip syariah.

Aziza Hotel diluncurkan enam tahun lalu dan telah beroperasi selama lima tahun. Tidak banyak hal yang berbeda dalam hal profesionalisme kerja, namun pengelolaan berbasis syariah, menurut Bayu, harus halal, toyyib, dan berkah.

Pada dasarnya, Bayu menekankan, hotel berbasis syariah memiliki ciri khas pada cara-cara pengelolaan, penyediaan fasilitas, pelayan, dan finansial. Secara umum, hotel konvensional yang dikelola Horison Group pun sudah melaksanakan prinsip "halal friendly".

"Bedanya dengan hotel konvensional, kami 'halal friendly' yang levelnya syariah. Ada jugasyariah compliance. Halal friendly itu kalau menurut Crescent Rating ada di Singapura, yang menyediakan dapur halal, tidak menjual barang non-halal, ada musholla, tempat untuk wudhu juga ada. Hampir semua hotel di Indonesia itu ada," ujarnya.

Bayu juga mengungkapkan, Horison membolehkan karyawan wanita mengenakan jilbab di hotel konvensionalnya. Hanya saja, di hotel syariah, hijab wajib dikenakan. Saat ini, persentase antara hotel konvensional dan hotel syariah yang dikelola Horison Group memang masih jauh lebih besar hotel konvensional. Namun, Bayu mengatakan, bahwa hotel syariah akan semakin banyak dalam hal jumlah maupun peminat.

"Persentasenya memang lebih besar yang konvensional. Yang syariah baru enam tahun ini, tapi kan sedang berkembang. Mudah-mudahan sampai 50-50. Kita masih buka, kita melaju sajalah agar yang syariah juga bisa berkembang," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment