Friday, July 25, 2014

Pasar Agro Dikembangkan Untuk Pangkas Rantai Distribusi

Rendahnya imbal hasil yang dinikmati petani dari usaha pertanian ditengarai disebabkan oleh panjangnya mata rantai distribusi. Di sisi lain, mata rantai yang panjang tersebut juga membuat harga di tingkat konsumen menjadi tinggi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, imbal hasil petani bisa ditingkatkan sehingga kesejahteraan mereka pun terangkat, dengan cara memangkas mata rantai distribusi.

“Keberpihakan Kementan bukan memberikan pupuk subsidi, melainkan kerja sama dengan Kemendag memotong mata rantai sehingga imbal hasil petani meningkat, kesejahteraan meningkat,” tekan Chairul di Jakarta, Kamis (24/7/2014). Menurut Chairul, keberadaan pasar produk pertanian seperti yang dilakukan Kementan sangat penting karena banyak sekali mata rantai yang harus dilalui petani untuk sampai ke konsumen. Chairul menyatakan, inilah yang menyebabkan imbal hasil petani rendah, sementara harga konsumen mahal.

“Saya harap Kemendag dan Kementan memotong mata rantai menjadi semakin pendek. Waktu saya jadi Ketua KEN, saya menemukan misal harga di petani X sama dengan 1, harga di konsumen bisa sampai empat kalinya. Harapannya, jika ada pasar agro seperti ini, bukan lagi X sama dengan 1 menjadi 4, melainkan X sama dengan 1 menjadi maksimal dua kali lipatnya,” ujar Chairul.

Salah satu langkah konkretnya adalah dengan membuka pasar agro. Namun, di kota-kota besar, pasar agro ini sangat sulit dilakukan karena terhambat harga tanah yang tinggi. Sebab, kata Chairul, margin keuntungan pertanian tidaklah tinggi. “Dengan margin yang kecil, tidak mungkin bikin pasar besar di tengah Ibu Kota. Upaya Kementan ini, saya apresiasi, saya mendukung penuh,” kata Chairul.

Sejauh ini, potensi domestik konsumen produk pertanian mencapai 250 juta orang. Dengan pertambahan penduduk tiap tahun sekitar 1,6 persen, artinya akan ada peningkatan demand. “Tiap tahun kita membentuk Singapura baru, tiap tahun terbentuk 4 juta demand baru,” imbuhnya.

Di sisi lain, sering kali pelaku pertanian melupakan bahwa naiknya pendapatan masyarakat mendorong perubahan gaya hidup. Tentu saja, ini akan menuntut produk pertanian yang semakin berkualitas dan jumlah yang banyak.

No comments:

Post a Comment