Monday, July 14, 2014

PT Rajawali Nusantara Indonesia Akan Tutup Dua Pabrik Karena Merugi

Perusahaan pelat merah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) mengatakan bakal menutup dua pabrik gulanya di Cirebon pada tahun ini. Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro mengatakan kebijakan itu dibuat karena maraknya gula rafinasi yang merembes di pasar tradisional yamng menyebabkan pabrik gulanya merugi.

“Kami jual produk kami ke pedagang, mereka pada tidak mau beli, soalnya sudah beli gula rafinasi yang harganya jauh lebih muah Rp 500 per kilo gram,” katanya ketika dihubungi 14 Juli 2014. Kondisi seperti itu, kata dia, membuat pabrik gula milik RNI sulit bersaing melawan gempuran gula rafinasi. Apalagi dua pabrik yang berencana ditutup itu merupakan pabrik yang sudah berumur ratusan tahun. Singkatnya, pabrik tersebut tidak efisien. “Kenaikan biaya per tahun 8-9 persen sedangkan pertumbuhan harga 1 sampai 2 persen,” katanya.

Perseroan, kata dia, menanggung rugi sebesar Rp 120 miliar tahun lalu untuk lima pabriknya di derah Jawa Barat. Tahun ini diperkirakan membengkak hingga Rp 150 miliar. Maka itu, pengurangan pegawai menjadi dampak yang pasti terjadi. ”Lebih minimal kerugiannya bila bayar pesangon,” katanya.

Ia berharap masalah gula rafinasi ini menjadi fokus Kementerian Perdagangan. Musababnya selama ini Kementerian dinilai bekerja kurang serius. Akhirnya petani gula nasional yang dirugikan karena kalah bersaing dengan gula impor rafinasi. “Apa yang diomongkan pejabat (kemendag) berbeda dengan kondisi lapangan,” katanya.

Pabrik Gula Tasikmadu bersiap memasuki musim giling 2014 yang berlangsung dari 17 Mei sampai akhir Oktober 2014. Ditargetkan dalam sehari pabrik bisa menggiling 32 ribu kuintal tebu, atau total 4,2 juta kuintal, selama musim giling.  Administrator PG Tasikmadu, Agus Hananto, mengatakan tebu yang akan digiling itu berasal dari lahan seluas 42 ribu hektare. "Harapannya bisa menghasilkan 313 ribu kuintal gula," katanya saat menggelar ritual dimulainya musim giling di PG Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat, 9 Mei 2014.

Agus mengakui kerja keras sangat dibutuhkan agar target produksi gula dapat tercapai. Untuk itu, dia akan mengatur pasokan bahan baku dari petani, mempertahankan kontinuitas giling, dan menekan penggunaan bahan bakar minyak. "Sebisa mungkin memakai bahan bakar alternatif dari ampas tebu," katanya.

Bupati Karanganyar Juliyatmono meminta PG Tasikmadu menjaga rendemen agar petani bersemangat menanam. Sebab, jika rendemen terlalu rendah, petani jadi enggan menanam tebu. "Nanti lahan tebu bisa dijual oleh petani. Lahan makin sempit," katanya.

No comments:

Post a Comment