Thursday, July 24, 2014

Laba PT Astra International Tbk Laba Naik Sebesar 11% Atau Rp 9,8 Triliun

PT Astra International Tbk (ASII) mencatat laba bersih naik sebesar 11% dari Rp 8,8 triliun di paruh pertama tahun lalu menjadi Rp 9,8 triliun di semester I-2014. Laba bersih per saham pun mengalami kenaikan sebesar 11% menjadi Rp 242 per saham. Pendapatan bersih Astra sepanjang enam bulan pertama tahun 2014 mencapai Rp 101,5 triliun, naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 94,3 triliun.

“Bisnis Grup Astra mencatat hasil yang beragam pada semester pertama tahun 2014 ini, meskipun volume operasional masih tinggi. Kinerja keuangan hingga akhir tahun diperkirakan masih baik, walaupun kompetisi pada pasar mobil masih tinggi dan harga batu bara diperkirakan masih rendah,” ungkap Presiden DirekturASII Prijono Sugiarto, dalam keterangan tertulis, Kamis (24/7/2014).

Kegiatan Grup Astra fokus kepada enam lini bisnis inti, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistik dan lainnya, serta teknologi informasi. Laba bersih Divisi Otomotif turun sebesar 9% menjadi Rp 4 triliun. Walaupun permintaan kendaraan bermotor tetap baik di semester pertama tahun 2014, perang diskon yang masih berlanjut di pasar mobil memberikan dampak pada turunnya laba bersih.

Kontribusi laba bersih dari bisnis grup komponen juga mengalami penurunan, menyusul turunnya kepemilikan saham perseroan di Astra Otoparts dari 95,7% menjadi 80% pada kuartal kedua tahun 2013. Total penjualan mobil nasional meningkat sebesar 7% menjadi 642.000 unit. Penjualan mobil Grup Astra (Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks dan Peugeot) mengalami kenaikan 4% menjadi 334.000 unit, dengan pangsa pasar menurun dari 53% menjadi 52%. Sepanjang semester pertama tahun 2014, Astra meluncurkan 11 model baru dan 7 model facelift.

Sementara itu, penjualan sepeda motor nasional naik 7% menjadi 4,2 juta unit. Penjualan sepeda motor Honda keluaran PT Astra Honda Motor (AHM) naik 11% menjadi 2,6 juta unit, dengan peningkatan pangsa pasar dari 60% menjadi 62%. Di semester pertama tahun 2014 PT Astra Honda Motor meluncurkan 11 model facelift.

PT Astra Otoparts Tbk (AOP), perusahaan di bidang komponen otomotif yang 80% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatat peningkatan volume penjualan walaupun laba bersih mengalami penurunan sebesar 11% menjadi Rp 454 miliar disebabkan oleh turunnya margin manufaktur.

Laba bersih Divisi Jasa Keuangan mengalami kenaikan 15% menjadi Rp 2,5 triliun. Apabila tidak memperhitungkan keuntungan dari akuisisi 50% saham Astra Aviva Life, maka laba bersih Divisi Jasa Keuangan turun sebesar 5% menjadi Rp 2 triliun. Pertumbuhan yang kuat, terutama dari Federal International Finance, tertekan oleh penurunan kontribusi dari Asuransi Astra Buana.

Total pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra meningkat 11% menjadi Rp 30,9 triliun, termasuk pembiayaan melalui joint bank financing without recourse. Sementara itu total kredit yang diberikan melalui pembiayaan alat berat mengalami penurunan 23% menjadi Rp 2 triliun akibat penurunan penjualan alat berat. PT Bank Permata Tbk yang 44,6% sahamnya dimiliki Perseroan, membukukan laba bersih sebesar Rp 800 miliar, mengalami penurunan sebesar 2%.

PT Asuransi Astra Buana (AAB), anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi mencatat penurunan laba bersih. Pertumbuhan yang kuat pada pendapatan premi kotor tertekan oleh penurunan kontribusi dari pendapatan investasi akibat adanya keuntungan pada kuartal pertama 2013 yang berasal dari penjualan kepemilikan reksadana.

Selama kuartal kedua, perseroan telah menyelesaikan penjualan 25% saham di Astra Sedaya Finance kepada Bank Permata senilai Rp 2,2 triliun, dan menghasilkan laba Rp 1 triliun yang dibukukan langsung ke ekuitas. Laba bersih Divisi Alat Berat dan Pertambangan naik 41% menjadi Rp 2 triliun. PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh perseroan, melaporkan kenaikan pendapatan bersih sebesar 11% dan peningkatan laba bersih sebesar 42% menjadi Rp 3,3 triliun.

Pada segmen usaha mesin konstruksi, pendapatan bersih turun 1%, mencerminkan penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 10% menjadi 2.207 unit, namun penurunan pendapatan tersebut cukup tertahan oleh kenaikan pendapatan pada suku cadang dan jasa purna jual.

PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak usaha UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, diuntungkan oleh meningkatnya volume produksi batu bara pada stripping ratio yang lebih rendah. PAMA mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 12% dikarenakan kontrak produksi batu bara meningkat 20% menjadi 60 juta ton, sementara kontrak pengerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun 3% menjadi 401 juta bcm.

Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan kenaikan pendapatan bersih sebesar 46% dengan kenaikan penjualan batu bara sebesar 51% menjadi 3,4 juta ton, walaupun terjadi penurunan harga rata-rata penjualan batu bara sebesar 7%. Kenaikan biaya bahan bakar juga menurunkan margin laba kotor. United Tractors dan anak usahanya memiliki sembilan tambang batubara dengan total cadangan pada akhir tahun 2013 diperkirakan mencapai 409 juta ton

Laba bersih Divisi Agribisnis naik 91% menjadi Rp 1,1 triliun. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 91% menjadi Rp 1,4 triliun. Harga rata-rata CPO meningkat 32% menjadi Rp 8.728/kg, sementara penjualan CPO mengalami penurunan sebesar 10% menjadi 675.000 ton, yang disebabkan oleh mulai beroperasinya kilang minyak sawit perusahaan di Sulawesi Barat, yang telah menjual 92 ribu ton olein sepanjang semester pertama tahun 2014.

Laba bersih Divisi Infrastruktur, Logistik dan lainnya turun sebesar 23% menjadi Rp 171 miliar. PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang mengoperasikan jalur Tangerang – Merak sepanjang 72,5 km, yang 79,3% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat peningkatan volume trafik kendaraan sebesar 4% menjadi 20,8 juta kendaraan dengan tarif rata-rata meningkat 14%.

Jalan tol Kertosono-Mojokerto di Surabaya sepanjang 40,5 km yang 95% sahamnya dimiliki Astra dan mulai diakuisisi pada akhir 2011 masih dalam proses pembangunan. Sesi 1 sepanjang 14,7 km diharapkan bisa mulai beroperasi sebelum akhir tahun 2014, tahap berikutnya akan beroperasi pada tahun 2015, menunggu selesainya proses akuisisi lahan.

Bersamaan dengan jalan tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km yang 40% sahamnya dimiliki oleh Astratel, total jalan tol yang dimiliki Astra adalah 124,2 km. PT Serasi Autoraya (SERA) mengalami peningkatan pendapatan walaupun jumlah kontrak sewa kendaraan di bisnis rental kendaraan TRAC turun 5% menjadi 30.000 unit. Namun kenaikan tersebut tertekan oleh tingginya biaya operasional sehingga laba bersih turun 25% menjadi Rp 73 miliar.

Anandamaya Residences, proyek residensial yang 60% sahamnya dimiliki Perseroan yang berlokasi di pusat bisnis Jakarta, diharapkan mulai memasarkan unitnya pada kuartal ketiga tahun 2014. Hunian premium ini berjumlah sekitar 500 unit apartemen dan diharapkan akan selesai pada tahun 2018.

Laba bersih Divisi Teknologi dan Informasi sebesar Rp 84 miliar, naik 53%. PT Astra Graphia Tbk (AG), sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan agen tunggal Fuji Xerox di Indonesia, yang 76,9% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat laba bersih sebesar Rp 110 miliar, naik 53% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal kedua, Astra Graphia melepas 51% sahamnya di AGIT Monitise Indonesia, dan membukukan keuntungan sebesar Rp 42 miliar.

No comments:

Post a Comment