Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto hari ini membuka pertemuan kontraktor besar se-Asia Pasifik. Ratusan delegasi dari 16 anggota International Federation of Asian and Western Pacific Contractors Associations mengikuti konferensi yang digelar di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, hari ini hingga lusa.
Dalam sambutannya, Djoko mengatakan bahwa acara ini merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi kontraktor dalam negeri di tengah akan dilaksanakannya pasar bebas Asean 2015. Terlebih karena tema acara ini adalah konstruksi yang bekelanjutan dan topiknya adalah konstruksi hijau. Ke depan, membangun tidak asal jadi, produksinya harus baik dan ramah lingkungan," ujar Djoko ketika memberikan sambutan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin pagi.
Konvensi kali ini mengambil tema "Infrastructure for a Better Future" yang akan membicarakan berbagai isu infrastruktur, baik secara teknis maupun finansial. Topik pertemuan dan pembicaraan akan melibatkan berbagai opsi pendanaan serta mendapatkan wawasan dari negara-negara dengan pengalaman sukses dalam pembangunan infrastruktur.
Djoko menambahkan, pembangunan infrastruktur di suatu negara tidak saja dilakukan oleh pemerintah, tetapi dengan pemangku kepentingan lainnya. Pembangunan infrastruktur dinilai mendesak dan tidak mungkin semua proyek dibebankan kepada uang negara. "Pembangunan infrastruktur tidak hanya dilakukan saja oleh pemerintah, tetapi semua stakeholder (pemangku kepentingan), karena infrastruktur sangat krusial. Konektivitas itu penting dan terutama untuk mengembangkan perekonomian suatu negara," kata Menteri Djoko
Deputy Executive Director Asosiasi Kontraktor Indonesia, Haryo Wibisono, mengatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir kapitalisasi nilai konstruksi menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Sampai 2014, kapitalisasi nilai konstruksi Indonesia mencapai 500 triliun.
No comments:
Post a Comment