Direktur Utama PT PLN (Persero), Nur Pamudji mengatakan perseroan akan mendapatkan pasokan listrik dari PT Inalum (Persero) sebesar 300 Megawatt (Mw). Jumlah itu separuh dari yang dibutuhkan oleh PLN untuk menutup kekurangan pasokan listrik di Sumatera Utara.
Menurut Pamudji, pasokan listrik dari Inalum akan dialokasikan untuk pelanggan baru seperti hotel dan pabrik. Namun, kata dia, masih terjadi defisit listrik 200 Mw di Sumatera. "Akan kami cari pasokan untuk menutupi sisa defisitnya," kata Pamudji saat ditemui di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jumat, 7 November 2014. Kebutuhan untuk pelanggan baru di Sumatera diperkirakan mencapai 500 Mw.
Nur optimistis krisis listrik di Sumatera Utara akan teratasi pada akhir 2014. Apalagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu Unit 3 dan 4 berkapasitas 400 Mw tengah diuji coba. "PLTU itu diharapkan sudah bisa beroperasi akhir tahun ini."
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara ,Rini Soemarno mengatakan krisis listrik di Sumatera terjadi karena satu pembangkit listrik milik PLN tidak beroperasi. Pembangkit itu tidak bisa beroperasi karena disita oleh kejaksaan terkait dugaan korupsi turbin.
Selain akan mengusahakan agar proses hukum perkara itu segera rampung, pemerintah juga berniat menambah kapasitas listrik di Sumatera Utara, salah satunya dari Inalum. Rini yang sudah melakukan kunjungan ke Medan mengatakan masih mengkaji opsi tersebut.
Pemerintah berniat membangun pembangkit listrik berkapasitas 10 ribu megawatt (MW) setiap tahun hingga 2031. Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo, hal ini untuk menunjang kebutuhan listrik 24 ribu MW. "Enggak ada pilihan lain," kata Susilo saat membuka Hari Listrik Nasional di Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2014.
Susilo menuturkan saat ini kapasitas listrik yang terpasang hanya 50 ribu MW. Padahal, dengan pertumbuhan ekonomi saat ini, kebutuhan listrik setiap tahunnya naik 7-8 persen. Susilo menargetkan paling tidak pada 2022 pembangkit listrik yang sudah tersambung mencapai 125 ribu MW. "Pada 2031 bisa tercapai dua kali lipatnya," ujarnya.
Untuk mencapai target tersebut, Susilo mengaku perlu dana yang besar. Dia menghitung investasi yang dibutuhkan per 1 MW mencapai Rp 2 juta atau minimal Rp 200 triliun per tahun untuk membangun pembangkit 10 ribu MW. Karena itu, Susilo mengatakan peran swasta sangat dibutuhkan dalam pembangunan ini. "Belanja negara tidak mencukupi kebutuhan tersebut."
Dengan target sebesar itu, tutur Susilo, pemerintah harus mempermudah iklim investasi di dalam negeri. PT PLN (Persero) selaku pelaksana teknis juga harus mengeksekusi program ini dengan baik. "Intinya, investor harus mendapat untung," katanya.
No comments:
Post a Comment