Friday, November 7, 2014

Jokowi Harus Hadir Pada KTT G20 Di Australia

Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar, mengatakan Presiden Joko Widodo perlu hadir pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Australia, di Brisbane Convention and Exhibition Centre, Queensland, Australia, pada 15-16 November 2014.

"Kini Indonesia telah menjadi bagian dari organisasi global G20, penting sekali bagi Presiden Jokowi yang mendapat dukungan dari mayoritas bangsa Indonesia untuk hadir di sana," ujar Mahendra di Jakarta, Kamis, 6 November 2014.

Dia mengatakan, pertemuan tersebut sangat menguntungkan Indonesia karena di awal masa jabatan Jokowi bisa langsung bertemu dengan 20 pimpinan negara. "Yang terpenting adalah tetap konsisten dalam berkomitmen dan menghadapi tantangan ekonomi global yang kian besar," ujarnya.

KTT G-20, menurut Mahendra, sangat penting bagi Indonesia karena forum internasional itu merupakan forum kerja sama ekonomi internasional yang menghasilkan sejumlah keputusan strategis bagi para anggotanya. "Forum itu menyelesaikan berbagai masalah dalam manajemen krisis yang ekstrim, untuk menetapkan agenda bagi ekonomi global serta untuk membangun kemitraan dan kerja sama antar anggotanya," ujarnya.

Dia mengatakan Indonesia telah menjadi bagian dari rantai pasokan global dengan nilai tambah tinggi untuk mencegah terperangkapnya negara berpenghasilan menengah. "Perekonomian global yang kuat dan berkelanjutan sangat penting bagi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhannya. Indonesia perlu memastikan kepentingan negara-negara terakomodir pada perekonomian global," ujarnya.

Mahendra mengatakan prioritas-prioritas G-20 sangat relevan untuk Indonesia dan G20 butuh Indonesia. "Indonesia perlu meneruskan partisipasi aktifnya di G20 bagi kepentingan nasionalnya serta negara-negara berkembang. Indonesia bisa mengoptimalkan hubungannya dengan negara-negara besar di dunia," ujarnya.

Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan saat ini Indonesia dan negara yang tergabung dalam G20 berada dalam posisi saling membutuhkan.

"Prioritas G20 sangat relevan dengan apa yang ditargetkan pemerintah Indonesia, seperti mengurangi jumlah pengangguran, menghapus hambatan perdagangan, dan meningkatkan investasi di bidang infrastruktur," ujar Mahendra dalam acara bertajuk "Indonesia in the G-20 Era: What Has Been Achieved and the Agenda Forward" di Jakarta, Kamis, 6 November 2014.

Menurut Mahendra, Indonesia perlu terlibat aktif dalam pertemuan G20 demi mengangkat kepentingan nasional dan negara berkembang ke panggung internasional. "Indonesia pernah menyuarakan pentingnya meningkatkan investasi infrastruktur dan menjadikannya sebagai salah satu topik utama dalam diskusi G20 dan beberapa pertemuan global lain," ujarnya.

Dia mengatakan pertemuan tersebut sangat menguntungkan Indonesia karena di awal masa jabatan Jokowi bisa langsung bertemu dengan 20 pimpinan negara. "Yang terpenting adalah tetap konsisten dalam berkomitmen dan menghadapi tantangan ekonomi global yang kian besar," ujarnya.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 pertama yang diadakan di Washington, Amerika Serikat (AS), dianggap sebagai sebuah keberhasilan besar karena pertemuan itu secara intens membahas krisis keuangan global di 2008. KTT kedua disusul empat bulan kemudian di London, Inggris, dengan hasil pencapaian yang lebih kuat, yakni memberikan stimulus kebijakan moneter sebesar US$ 1,1 triliun, menciptakan dewan stabilisasi keuangan. KTT juga setuju untuk memperbaiki kuota Dana Moneter Internasional (IMF) dan hak suara, meninggalkan proteksionisme perdagangan, dan mendukung aksi melawantax havens.

No comments:

Post a Comment