Thursday, May 19, 2016

9 Dari 10 Orang Kaya Tidak Memiliki Perencanaan Keuangan Yang Baik

Sembilan dari 10 orang menengah ke atas berkeinginan untuk memiliki rumah, namun belum memiliki perencanaan keuangan yang matang. Hal ini dikarenakan mereka belum handal menentukan skala prioritas. Padahal, studi yang dilakukan HSBC melansir, kepemilikan rumah menjadi salah satu wujud penanda kemapanan. Sementara, banyak orang merasa memiliki banyak kebutuhan yang ingin dipenuhi dan belum memadainya pengetahuan perencanaan keuangan mereka.

"Sebanyak 9 dari 10 orang berkeinginan untuk mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Namun, 44 persen masyarakat (responden) juga menyatakan kondisi finansialnya masih kurang stabil," ujar Vira Widiyasari, Head of Customer Value Management HSCB Indonesia, Kamis (19/5). Memahami tantangan-tantangan di segmen emerging affluent tersebut, sambung Vira, HSBC menawarkan solusi melalui gerakan #MenujuMapan yang merupakan gerakan lanjutan dari gerakan #StartSekarang.

Melalui program ini, HSBC mengundang kelompok orang kaya ini untuk mengadopsi budaya disiplin dalam menabung dan kemampuan membuat keputusan finansial berdasarkan skala prioritas terpenting. "HSBC berupaya membantu mewujudkan beragam aspirasi yang menjadi prioritas kalangan emerging affluents, termasuk kebutuhan untuk memiliki rumah melalui solusi HSBC Advance Home Ownershop Plan yang menawarkan banyak nilai tambah, serta kemudahan," kata dia.

HSBC Advance Home Ownership Plan membantu nasabah untuk memulai persiapan memiliki rumah dengan menabung mulai dari Rp3,5 juta per bulan selama dua tahun. Dengan begitu, nasabah bisa mengumpulkan uang muka pembelian rumah dan juga mendapatkan fasilitas home loan yang besarnya 100 kali dari nilai tabungan bulanan.

Pasalnya, menurut survei yang dilakukan HSBC terhadap responden, 60 persen di Jakarta dan 40 persen dari SUrabaya, segmen emerging affluent masih merasa berat dengan ketentuan uang muka sebesar 20 persen untuk membeli rumah. Selain kepemilikan rumah, aspirasi lain dari kalangan emerging affluent adalah memulai bisnis sendiri atau berwirausaha, serta memberikan pendidikan terbaik bagi sang buah hati.

Untuk mewujudkan impian tersebut, HSBC Advance juga menyiapkan solusi bertajuk HSBC Advance Business Start Up Plan dan HSBC Advance Children Education. Serupa dengan HSBC Advance Home Ownership Plan, masyarakat yang ingin memulai bisnis dan merencanakan pendidikan bagi anak mereka dapat menabung mulai dari Rp3,5 juta per bulan.

"Dengan Home Advance bisnis start up, nasabah mendapatkan jumpt start loan hingga Rp250 juta, serta tambahan dukungan dana siap pakai hingga 90 persen dari deposito. Sedangkan Home Advance Children Education nasabah mendapatkan pengembangan dana optimal dan dana pinjaman hingga Rp250 juta," pungkas Vira.

Sejumlah pihak menilai program edukasi yang diselenggarakan HSBC Indonesia perihal keuangan dinilai mampu meningkatkan selera investasi para nasabah layanan wealth management. Perusahaan yang menjadi salah satu dari 10 mitra HSBC, Schroders Indonesia mengakui permintaan instrumen investasi jangka panjang yang ditawarkannya mulai dilirik oleh nasabah.

Michael Tjoajadi, Direktur Utama Schroders Indonesia mengatakan, permintaan produk investasi jangka panjang seperti reksa dana saham, dan saham nasabah HSBC Indonesia meningkat. Michael mengakui, hal ini tidak terlepas dari edukasi yang dilakukan mitranya tersebut.

"Cukup banyak penempatan dana di instrumen investasi berbasis saham. Saya kira, mereka mulai memahami pengelolaan keuangan jangka panjang dan orang Indonesia menyukai returntinggi," ujarnya dalam acara HSBC Wealth & Beyond, Personal Economy Forum 2016, Selasa (12/4). Saat ini, HSBC Indonesia memiliki 10 mitra dalam layanan wealth management. Delapan di antaranya merupakan perusahaan manajer investasi.

Sedangkan sisanya merupakan perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum. Antara lain, Schroders Indonesia, Allianz Indonesia, Ashmore Asset Management Indonesia, BNP Paribas Investment Partners, Eastspring Investment Indonesia, First State Investment, Mandiri Manajemen Investasi, Manulife Asset Management Indonesia, dan AXA Indonesia.

Steven Suryana, Senior Vice President and Head of Wealth Management HSBC Indonesia mengungkapkan, selain permintaan produk investasi berbasis saham yang meningkat permintaan terhadap produk unitlink alias asuransi jiwa berbasis investasi juga ikut bertumbuh. Apalagi,kata dia Allianz Indonesia juga meluncurkan produk unitlink teranyarnya, yakni Care Invest Plus.

Ini adalah produk unitlink dengan pembayaran premi berkala yang baru dirilis Januari 2016 lalu. Produk investasi lain yang ditawarkan HSBC Indonesia kepada layanan wealth management mereka adalah obligasi, sukuk dan asuransi umum.

"Kami boleh bilang kami adalah pemimpin pasar di layanan wealth management. Itu pun, pasarnya masih sangat kecil. Padahal, peluangnya sangat besar. Yang diperlukan hanya terus mengedukasi masyarakatnya agar lebih terbuka dengan perencanaan keuangan jangka panjang," tandas Steven.

No comments:

Post a Comment