Perekonomian Jepang selamat dari ancaman resesi, dengan pertumbuhan yang positif di kuartal I-2016. Ini berkat meningkatnya konsumsi masyarakat. Para analis menyatakan, laju pertumbuhan ekonomi ini belum cukup kuat.
Konsumsi swasta membuat ekonomi Jepang pulih pada kuartal I-2016 lalu. Kondisi ini membuat pelaku ekonomi berpendapat, Perdana Menteri, Shinzo Abe, akan menunda rencana kenaikan pajak di tahun ini. Sepanjang kuartal I-2016, ekonomi Jepang tumbuh 1,7% secara year on year. Angka ini di atas prediksi pelaku pasar yang sebesar 0,2%. Pertumbuhan ekonomi ini naik dari minus 1,7% di kuartal IV-2015 lalu.
Para analis ada yang ragu, laju pertumbuhan ini tidak cukup untuk menyelamatkan Jepang dari jurang resesi, karena dua kuartal sebelumnya pertumbuhan ekonomi minus. "Angka pertumbuhan belum cukup kuat. Data PDB akan menekan Abe untuk menunda kenaikan tarif pajak penjualan untuk tahun depan, dan akan ada tambahan stimulus fiskal setidaknya 5 triliun yen. Saya juga berharap, Bank of Japan akan melonggarkan kebijakanya di Juli nanti untuk mendorong pertumbuhan," tutur Ekonom Senior dari Muzuho Research Institute, Hidenobu Tokuda, dilansir dari Reuters, Rabu (18/5/2016).
Pemerintah Jepang saat ini memang tengah mencari cara mendorong ekonomi dan menghilangkan deflasi yang terjadi. Angka konsumsi swasta sepanjang kuartal I-2016 di Jepang naik 0,5%. Konsumsi swasta mewakili 60% dari PDB. Kenaikan ini karena peningkatan konsumsi masyarakat untuk membeli televisi, makanan, dan rekreasi.
Pertumbuhan konsumsi swasta ini masih belum cukup kuat. Ini akan membuat Abe berpikir lagi menaikkan tarif pajak. Apalagi di 2014 lalu, pajak penjualan sudah dinaikkan Abe dari 5% menjadi 8%. Angka ini rencananya akan dinaikkan lagi menjadi 10%.
No comments:
Post a Comment