Monday, May 30, 2016

Kredit Bermasalah Industri Multifinance Naik Karena Ekonomi

Industri perusahaan pembiayaan (multifinance) terpantau lesu. Perlambatan ekonomi memaksa masyarakat mengetatkan ikan pinggang. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), secara total marketpenjualan mobil hingga Maret 2016 tercatat 93.990 unit. Sedangkan pada Maret 2015, total market penjualan mobil tercatat 99.410 unit.

Selain perlambatan ekonomi, adakah faktor lain yang membuat penjualan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat menjadi lesu? Benarkah, maraknya transportasi berbasis online seperti Gojek, Grab, dan Uber, membuat orang malas membeli kendaraan karena sudah ada kemudahan layanan bertransportasi? "Nggak juga, ada Gojek, Grab sama Uber malah justru mereka (pengemudi/driver) beli (kendaraan) baru," kata Direktur Utama Mandiri Tunas Finance, Ignatius Susatyo Wijoyo.

Meskipun marak transportasi online, Ignatius menyebutkan, pihaknya belum merasakan dampak yang signifikan. "Belum (berpengaruh). (Permintaan) passenger car (mobil pribadi) masih bagus, seperti Mobilio, Avanza, Sedan, HRV, New Innova, Fortuner, Datsun," ucap dia.

Kemungkinan lain adalah adanya larangan sepeda motor melintas dijalan protokol yang sangat berdampak signifikan terhadap ekonomi. Hingga Maret 2016, Mandiri Tunas Finance menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 4,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,6 triliun.

Dihubungi terpisah, Ketua Asosiasi Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiharto mengungkapkan, menjamurnya bisnis transportasi berbasis online tidak lantas menggerus permintaan masyarakat akan kendaraan bermotor. Transportasi online tidak bisa serta-merta mengganti fungsi kendaraan pribadi. Masyarakat akan selalu butuh untuk memiliki kendaraan pribadi.

"Sementara tidak ada (pengaruh terkait transportasi online). Transportasi online itu kan hanya kebutuhan sewaktu-waktu, tidak setiap saat, itu tidak bisa menggantikan kendaraan pribadi, itu kan hanya memudahkan transportasi umum saja, tidak menggantikan secara pribadi," jelas dia.

Industri perusahaan pembiayaan (multifinance) saat ini tengah lesu. Perlambatan ekonomi tak bisa dihindari. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya kredit bermasalah di perusahaan pembiayaan atau Non Performing Finance (NPF).

Direktur Utama Mandiri Tunas Finance (MTF) Ignatius Susatyo Wijoyo menyebutkan, pihaknya mencatatkan angka kredit bermasalah secara gross (NPF gross) per Maret 2016 naik menjadi 1,1% dibandingkan periode yang sama tahu sebelumnya sebesar 1,05%. Sementara untuk NPF nett stagnan di angka 0,7%.

"NPF gross Maret 1,1%, naik dari 1,05% periode yang sama tahun lalu, kalau NPF nett 0,7%, angkanya hampir sama," sebut dia. Meski demikian, pihaknya masih mencatatkan kenaikan penyaluran pembiayaan. Hingga Maret 2016, Mandiri Tunas Finance menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 4,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,6 triliun.

Sepanjang tahun ini, perusahaan pembiayaan yang khusus menyalurkan pembiayaan di kendaraan roda empat ini menargetkan bisa meraup pembiayaan sebesar Rp 18 triliun di tahun ini, lebih lebih dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 17 triliun.

"Kita di Maret 2015 pembiayaan Rp 3,6 triliun. Kalau 2016 Januari-Maret itu Rp 4,9 triliun, jadi naik Rp 1,3 triliun. Tahun ini optimistis bisa Rp 18 triliun, tahun lalu Rp 17 triliun," ujarnya. Rata-rata, kata dia, besaran bunga yang dipatok MTF untuk pembiayaan mobil sebesar 3,55% dalam setahun.

"Pembiayaan, bunga setahun rata-rata 3,55%. Kalau kredit di MTF tenor 6 bulan 0%," katanya. Perlambatan ekonomi berimbas pada lesunya industri perusahaan pembiayaan (multifinance) saat ini. Pembiayaan kendaraan roda dua maupun roda empat masih menurun tahun ini.

"Karena industri otomotif menurun, untuk pembelian mobil baru berdasarkan data Gaikindo, di Maret turun 5%, April 3%. Roda dua juga sama (turun)," ujar Dirut Mandiri Tunas Finance, Ignatius Susatyo Wijoyo. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), secara total penjualan mobil di Maret 2016 tercatat 93.990 unit. Di April 2016 tercatat 84.686 unit.

Sedangkan pada Maret 2015, total market penjualan mobil tercatat 99.410 unit. Pada April 2015 tercatat 81.600 unit. Ignatius menyebutkan, meskipun secara industri pembiayaan tengah lesu, namun Mandiri Tunas Finance (MTF) masih bisa mencatatkan kinerja positif. Hingga Maret 2016, Mandiri Tunas Finance menyalurkan pembiayaan Rp 4,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,6 triliun.

"Naik karena ada perubahan segmen, ke passenger car, ada kenaikan di penjualan New Innova, Fortuner, HRV, Datsun, yang turun picked up. Pembiayaan kita kan 80% passenger car, jadi kinerja tetap positif," terang dia. Ignatitus mengatakan, saat ini industri pembiayaan tengah lesu dan diperkirakan pertumbuhannya tidak akan agresif tahun ini.

Dia memperkirakan, industri pembiayaan masih akan seret pertumbuhannya. "Makanya kita banyakin event, gelar pameran di seluruh Indonesia, ada di Bandung, Lampung, Makassar, Palembang. Melakukan promosi-promosi untuk menarik pembeli, seperti kalau misalkan kredit mobil di MTF 6 bulan itu bunga 0%, ada juga promo beli mobil gratis bahan bakar non subsidi," imbuhnya.

No comments:

Post a Comment