Pendapatan Arab Saudi yang dihasilkan dari musim umrah diharapkan meningkat hingga mencapai lebih dari 200 miliar riyal, atau sekitar Rp702 triliun pada 2020. Menurut mantan anggota Komite Nasional Haji dan Umrah dari Kamar Dagang dan Industri Mekkah, Saad Bin Jameel Al-Qurashi, sekitar lima juta orang akan melakukan umrah setiap tahunnya.
"Para peziarah akan tiba di Arab Saudi selama sembilan bulan yang merupakan waktu musim umrah yang dimulai pada hari pertama bulan Safar (bulan kedua dalam kalender Islam) sampai akhir Syawal (bulan ke-10)," katanya, dikutip dari Saudi Gazette pada Kamis (28/4).
Tahun ini, musim umrah mulai pada 13 November 2015 dan akan berlanjut sampai akhir Juli 2016. Qurashi mencatat bahwa semua proyek infrastruktur dasar di Makkah dan Madinah telah selesai atau hampir selesai. "Antara lain, proyek ini meliputi Haramain Express Train, Bandara King Abdulaziz International yang baru di Jeddah, perluasan bandara Taif dan sejumlah bangunan menara di Dua Kota Suci," katanya.
Dia menyatakan kereta cepat Haramain dapat membawa sekitar 9.000 jamaah per jam. Qurashi menyatakan perluasan jasa haji dan umrah yang tercantum dalam program "Visi Saudi 2030" akan memberikan kesempatan kerja kepada lebih dari 30 ribu pria dan wanita Arab di berbagai sektor, termasuk akomodasi dan transportasi.
Selain itu, lanjut Qurashi, saat ini terdapat sekitar 50 perusahaan umrah, tapi Kementerian Haji akan mengizinkan hanya sekitar 100 perusahaan baru setelah musim haji tahun ini untuk memenuhi peningkatan layanan. Qurashi menyerukan pembentukan perusahaan pemasaran untuk mempromosikan layanan yang disediakan oleh perusahaan haji dan umrah.
"Perusahaan-perusahaan pemasaran harus mempromosikan program hiburan dan wisata, serta kunjungan ke situs bersejarah di Makkah dan Madinah," katanya
No comments:
Post a Comment