Kondisi ekonomi menjadi kekhawatiran utama konsumen di Indonesia. Dari konsumen online yang disurvei Nielsen di kuartal I-2016 lalu, ada 40% konsumen yang menyatakan ekonomi adalah kekhawatiran utama mereka.Jumlah ini menurun tipis, dari kuartal IV-2015, di mana ada 42% konsumen online yang menyatakan kondisi ekonomi jadi kekhawatiran utama.
Selain ekonomi, yang menjadi kekhawatiran konsumen Indonesia di kuartal I-2016 ini adalah, Keseimbangan Antara Hidup/Pekerjaan (18%), Kesehatan (15%), kekhawatiran akan Kejahatan (17%), dan kekhawatiran akan Kenaikan Harga Pangan (13%).
"Kenaikan harga bahan makanan dan pangan di awal tahun ini dirasakan cukup berat bagi konsumen, Kebijakan penurunan harga BBM memang dapat mengurangi ongkos transportasi, namun pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengontrol harga bahan makanan, terutama menjelang bulan puasa di kuartal kedua nanti," ujar Managing Director, Nielsen Indonesia, Agus Nurudin, dalam keterangannya, Kamis (19/5/2016).
Nielsen mengatakan, secara umum konsumen Indonesia optimistis keadaan ekonomi akan membaik dalam satu tahun ke depan. Temuan Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions yang dirilis oleh Nielsen menunjukkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia di kuartalI-2016 meningkat menjadi 117, dibandingkan dengan 115 pada kuartal keempat tahun lalu.
Tiga indikator Keyakinan Konsumen pada konsumen online Indonesia meningkat, menunjukkan tingkat optimisme yang membaik. Dalam hal prospek lapangan pekerjaan dalam 12 bulan ke depan, 67% konsumen menyatakan optimistis, relatif stabil dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang 66%.
Optimisme konsumen mengenai kondisi keuangan pribadi dalam 12 bulan ke depan meningkat 5 persentase poin (pp) dari 77% di kuartal IV-2015 menjadi 87% di kuartal pertama tahun ini. Sementara itu, lebih dari setengah konsumen (52%) menyatakan mereka memiliki niat untuk berbelanja barang yang mereka inginkan atau butuhkan dalam satu tahun ke depan, meningkat 7 pp dibandingkan dengan kuartal IV-2015 (45%).
Persepsi konsumen online Indonesia mengenai keadaan resesi ekonomi juga mengalami perbaikan di kuartal I-2016. Dibandingkan dengan kuartal IV-2015 yang 69%, hanya 58% konsumen yang menyatakan Indonesia berada dalam keadaan resesi ekonomi, menurun 11 pp. Sejalan dengan itu, 47% konsumen menyatakan yakin bahwa resesi ekonomi akan berakhir dalam satu tahun ke depan, meningkat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 43%.
"Membuka tahun ini, pemerintah mengumumkan kebijakan untuk menurunkan harga BBM dan itu mendorong berkurangnya kekhawatiran konsumen sehingga keyakinan konsumen pun meningkat," tutur Agus. "Seperti kita ketahui, harga BBM berpengaruh sangat besar terhadap keyakinan konsumen akan kondisi ekonomi. Kebijakan pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM dengan kondisi yang ada dari berbagai variabel seperti harga minyak dunia, nilai kurs rupiah, ekonomi nasional dan lainnya yang akhirnya menghasilkan keputusan untuk menurunkan harga BBM disambut baik oleh konsumen dan itu berdampak pada peningkatan optimisme konsumen di berbagai hal," ujar Agus.
Secara global, Indonesia masih bersinar menjadi salah satu dari tiga negara paling optimistis, bersama dengan India (IKK 134) dan Filipina (119). Pada survei online yang dilaksanakan pada 1-23 Maret ini, keyakinan konsumen meningkat di 33% negara (20 dari 61 negara) yang diukur. Angka tersebut turun cukup jauh dari kuartal IV-2015 yang sebesar 43%.
Wilayah Timur Tengah yang memiliki banyak negara penghasil minyak juga menunjukkan tren penurunan tingkat keyakinan konsumen seperti di Uni Emirat Arab dan dan Arab Saudi, di mana meskipun masih di atas standar optimisme dengan IKK 104, namun masing-masing turun 4 pp dan 2 pp dari kuartal sebelumnya.
Sementara itu, pada 10 negara teroptimistis di dunia terdapat enam negara dari wilayah Asia Pasifik. Selain Indonesia, India dan Filipina; Vietnam berada di posisi kelima dengan IKK 109, kemudian Cina posisi keenam dengan IKK 105 dan Thailand urutan ke 8 juga dengan IKK 105.
No comments:
Post a Comment