Wednesday, May 4, 2016

Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor Kuartal I 2016

Masih rendahnya harga batu bara sepanjang kuartal I-2016, membuat produksi sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi alias tumbuh minus. Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi 0,66%. "Ini karena rendahnya harga batu bara di pasar internasional," jelas Kepala BPS, Suryamin, di kantornya, Jakarta, Rabu (4/5/2016).

Berikut daftar pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi menurut data BPS:
  • Pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi (-0,66%), karena rendahnya harga batu bara di pasar internasional
  • Pertanian tumbuh melambat (1,85%), karena pergeseran musim tanam dan keterlambatan aktivitas kehutanan.
  • Konstruksi tumbuh tinggi (7,87%), karena meningkatkan realisasi proyek infrastruktur pemerintah di awal tahun.
  • Perdagangan tumbuh melambat (4,04%), karena perlambatan produksi barang domestik dan menurutnya suplai barang impor.
  • Jasa perantara keuangan tumbuh tinggi (9,10%), karena perluasan margin pendapatan bunga perbankan.
  • Transportasi tumbuh pesat (7,73%), karena penambahan armada dan rute perjalanan angkutan udara dan angkutan rel.
  • Pada kuartal I-2016, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh paling tinggi dibandingkan kuartal IV-2015. Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ini tumbuh 14,43%.
Demikian disampaikan Kepala BPS, Suryamin, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu (4/5/2016). "Untuk pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 14,43%. Sektor jasa perusahaan tumbuh 2,25%, dan sektor real estate tumbuh 1,77%," jelas Suryamin.

Sementara untuk kuartal I-2016 dibandingkan kuartal I-2015, sektor jasa keuangan dan asuransi mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 9,1%. Sementara jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 8,52%. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I-2016 adalah 4,92%.

No comments:

Post a Comment