Monday, February 3, 2014

Daftar Komoditas Penyumbang Inflasi Bulan Januari 2014

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Januari 2013 sebesar 1,07 persen. Angka inflasi itu sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2013 sebesar 1,03 persen. Inflasi Januari ini juga menjadi realisasi tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin mengatakan, inflasi yang cukup tinggi ini disumbang oleh pergerakan harga sejumlah komoditas hortikultura yang mudah rusak akibat cuaca buruk. "Karena banjir dimana-mana, terjadi masalah distribusi. Padahal banyak komoditas yang tidak bisa tahan lama," ujarnya.

Namun, pemberi andil inflasi terbesar ditempati oleh bahan bakar rumah tangga sebesar 0,17 persen. Perubahan harga komoditas ini mencapai 11,25 persen. "Sebab ada kebijakan Pertamina tentang kenaikan LPG 12 kilogram di awal tahun," ujarnya di Jakarta, 03 Februari 2014.

Kenaikan LPG ini terjadi di 81 kota indeks harga konsumen (IHK). Adapun yang tertinggi terjadi di Meulaboh mencapai 47 persen. Selain itu, di Lubuk Linggau dan Singaraja, masing-masing terjadi kenaikan harga sebesar 26 persen.

Suryamin juga menyebut kenaikan harga ikan segar sebesar 3,62 persen ikut menyumbang inflasi. Andilnya mencapai 0,12 persen. "Ini karena pasokan berkurang akibat cuaca yang kurang bagus. Petani memilih mengurangi intensitas melaut," katanya.

Sementara itu, produk hortikultura yang memberi andil pada inflasi adalah cabai merah sebesar 0,08 persen. Sepanjang Desember hingga Januari, terjadi kenaikan harga sebesar 8,1 persen di 51 kota IHK. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Metro Lampung dengan kenaikan 42 persen.

Daging ayam ras dan telur ayam ras juga turut menyumbang inflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,06 persen. Kenaikan harga sebesar 4,83 persen untuk daging ayam ras dan sebesar 9,11 persen untuk telur ayam ras.

Kenaikan harga tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 34 persen dan di Tanjung, Kalimantan Selatan sebesar 30 persen. Untuk telur ayam kenaikan tertinggi terjadi di Ternate dan Watampone, masing-masing sebesar 30 persen dan 27 persen

Komoditas lainnya, yakni beras yang memberi andil pada inflasi sebesar 0,05 persen. Kenaikan harga komoditas ini mencapai 1,36 persen di 58 kota IHK. "Ini karena masih dalam musim tanam, walaupun pemerintah bilang stok cukup," ujarnya. Kenaikan tertinggi terjadi di Padang sebesar 7 persen, lalu Lhokseumawe sebesar 13 persen.

Tomat sayur juga menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen dengan kenaikan harga sebesar 15,2 persen. Kenaikan tertinggi dari komoditas ini terjadi di Pangkalpinang sebesar 181-183 persen dan di Merauke sebesar 57 persen. "Ikan yang diawetkan juga memberi andil pada inflasi sebesar 0,02 persen dengan perubahan harga sebesar 2,29 persen."

Bahkan, sayur-sayuran seperti bayam dan kangkung pun turut menyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,02 persen. Komoditas ini paling mudah terdampak cuaca ekstrem saat ini sehingga produksinya berkurang.

Selain itu yang memberi andil masing-masing sebesar 0,02 persen lainnya adalah upah tukung cukur, emas perhiasan, bensin, dan mobil. Untuk mobil ini, kata Suryamin akibat peningkatan permintaan di awal tahun.

Komponen yang membuat inflasi lebih rendah adalah harga bawang merah yang menurun 9,88 persen. Komoditas ini memberi andil sebesar 0,06 persen. Juga komponen tarif angkutan udara yang memberi andil 0,03 persen dengan penurunan harga sebesar 7,29 persen. "Jasa angkutan banyak yang menurunkan harga ke posisi normal karena musim liburan telah berakhir," ujarnya.

No comments:

Post a Comment