Dunia memperkirakan belanja subsidi Indonesia akan melampaui batas yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014. Menurut Ekonom Utama Perwakilan Bank Dunia di Jakarta, Jim Brumby, persentase subsidi dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional akan meningkat dibandingkan dengan 2013.
"Dengan adanya risiko ekonomi yang berkelanjutan serta agenda pembangunan yang ambisius, kelanjutan reformasi anggaran sebaiknya menjadi prioritas," kata dia dalam paparan Indonesia Economic Quarterly di Intercontinental Hotel Jakarta, Selasa, 18 Maret 2014.
Bank Dunia memperkirakan pada 2014 belanja subsidi Indonesia akan mencapai 2,6 persen dari PDB. Proporsi belanja subsidi ini lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 2,2 persen. Bank Dunia juga memperkirakan nilai subsidi akan lebih besar dari jatah yang sudah ditetapkan dalam APBN 2014.
Dalam APBN 2014, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat mengalokasikan subsidi sebesar Rp 333,7 triliun. Subsidi tersebut terbagi dua, yakni untuk energi (Rp 282,1 triliun) dan non-energi (Rp 51,6 triliun). Nilai subsidi 2014 lebih rendah ketimbang tahun sebelumnya, saat pemerintah dan DPR menyepakati subsidi Rp 348,1 triliun.
Karena nilainya cukup tinggi, Bank Dunia menyarankan pemerintah Indonesia agar membatasi subsidi dan mengalokasikan anggaran untuk kepentingan yang mendesak. Dana subsidi seharusnya disalurkan pada investasi infrastruktur dan pelayanan masyarakat.
No comments:
Post a Comment