Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia, Tutum Raharta mengatakan pemadaman listrik yang dilakukan PLN selama dua hari ini belum berdampak pada sektor perekonomian dan industri. Menurutnya hal tersebut sudah biasa di Jakarta.
"Jakarta Cuma dua hari, di daerah lain malahan banyak yang enggak dapat listrik", kata Tutum saat dihubungi, Selasa, 13 Mei 2014. Dia juga mengatakan mengantisipasi pemadaman itu, toko waralaba menggunakan sumber energi alternatif yaitu genset. Namun bila pemadaman tersebut berjalan dalam waktu yang cukup lama, ini akan berdampak pada kenaikan harga. Menurutnya Indonesia yang dianggap negara berkembang tidak pantas memiliki kualitas listrik seperti ini.
"Saya tidak melihat persiapan-persiapan infrasruktur negara untuk mencapai kesitu," kata dia.
Pemadaman listrik, menurut dia, sangat ironi dengan berita Hatta Rajasa mundur. Menurut Tutum, Masyarakat tidak menyadari bahwa hal itu adalah sesuatu yang berbau pelarian dari tanggung jawab di bidang ekonomi.
"Bila di Jepang pemimpin turun karena malu dengan ketidakmampuan, tapi di Indonesia ingin jadi capres," kata Tutum dengan nada tinggi.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sudaryatmo mengatakan bahwa belum ada dampak yang signifikan dari pemadaman listrik. Menurutnya, bila pemadaman listrik melampaui tingkat mutu pelayanan PLN, konsumen wajib mendapatkan kompensasi sebesar 10 persen dari abunemen.
"Masalahnya adalah, nilai kompensasi tidak seimbang dengan jumlah kerugian," kata dia melalui saluran telepon, "Masalah lain mengenai kompensasi adalah tidak ada komponen abunemen pada listrik prabayar."
No comments:
Post a Comment