Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan menghitung ulang target kemiskinan tahun tahun ini menyusul koreksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,5 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 sebesar 6 persen.
Deputi Bidang Kemiskinan Ketenagakerjaan dan UMKM Bappenas, Rahma Iryanti, mengatakan koreksi pertumbuhan ekonomi tersebut akan berdampak pada target kemiskinan. "Kami akan menghitung ulang dan terus memantau inflasi karena menjadi faktor utama dalam kemiskinan," kata Rahma, Sabtu, 10 Mei 2014.
Menurut Rahma, dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, maka kemungkinan pengurangan tingkat kemiskinan akan ikut melambat. Namun dia optimistis angka kemiskinan tetap pada range target pemerintah, yaitu 10,55-10,77 persen.
"Potensi bertambah mungkin tidak, tapi jumlah orang miskin berkurang mungkin akan melambat," ujar Rahma. Sebelumnya, jika pertumbuhan ekonomi mencapai 6 persen dan inflasi 5,5 persen tingkat kemiskinan diproyeksikan mencapai 10,54 persen-10,77 persen.
Menurut dia, jika pemerintah masih menginginkan angka kemiskinan di kisaran itu, maka diperlukan extra effort dengan memastikan program-program perlindungan sosial seperti bantuan sosial, Program Keluarga Harapan, Beras Miskin. "Termasuk program-program di kementerian lembaga, penyalurannya tepat sasaran."
Selain itu, Rahma mengatakan, dengan menggenjot lapangan kerja. Menurut dia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terjadi peningkatan lapangan kerja informal yang bisa menahan laju kemiskinan. "Data yang ada, sektor informal sekarang bertambah menjadi 300 ribu. Masyarakat miskin kebanyak masuk dalam sektor itu," katanya.
No comments:
Post a Comment