Angin segar berembus dari maskapai penerbangan nasional PT Citilink Indonesia. Di tengah rencana PT Garuda Indonesia Tbk melepas sebagian saham di anak usahanya tersebut, Citilink berhasil menunjukkan perbaikan kinerja selama kuartal I 2014. Peningkatan itu diraih meskipun banyak faktor penghambat, seperti bencana alam serta fluktuasi harga bahan bakar minyak dan nilai tukar rupiah.
“Meskipun masih merugi, dibanding periode yang sama tahun lalu, indikator-indikator selama kuartal I menunjukkan peningkatan positif di aspek operasional maupun finansial,” kata Presiden & CEO Citilink Indonesia Arif Wibowo dalam keterangan Selasa, 6 Mei 2014.
Menurut dia, selama periode Januari-Maret 2014 yang tergolong low season, Citilink mampu menerbangkan 1,6 juta orang penumpang. Angka tersebut meningkat 32,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, Citilink mencatatkan tingkat isian penumpang (seat load factor) sebesar 76 persen, naik dibanding periode sebelumnya 74,1 persen.
Indikator positif lain adalah kemampuan Citilink mengatasi dampak depresiasi rupiah yang tercermin dari naiknya pendapatan penjualan tiket sebesar 35,3 persen dari US$ 53,1 juta menjadi US$ 71,9 juta.
Pencapaian di kuartal I ini sejalan dengan rencana bisnis Citilink. Pada tahun pertama pendirian di 2013, perusahaan masih merugi. Di 2014, kerugian diharapkan mengecil dan akhirnya meraup laba pada 2015.
Ihwal rencana penjualan Citilink, Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar sebelumnya mengatakan masih melakukan negosiasi dengan dua calon investor yang berminat membeli saham Citilink. Garuda, kata dia, hanya mau melepas sahamnya bila harga yang ditawarkan optimal. “Keputusan investor baru Citilink paling lambat diputuskan Juni,” ujar dia.
No comments:
Post a Comment