Realisasi belanja modal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hingga kuartal I 2014 masih sangat rendah, yaitu hanya mencapai Rp 7,8 triliun dari total alokasi anggaran sebesar Rp 184,2 triliun. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu belanja modal pada kuartal pertama sudah mencapai Rp 10,4 triliun dari total alokasi sebesar Rp 184,4 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, mengatakan ada beberapa penyebab masih rendahnya realisasi belanja modal disebabkan adanya kesulitan dalam pembebasan lahan. Menurut dia, harus dipastikan kelengkapan dokumen dan kesiapaan rencana dari kementerian/lembaga yang bersangkutan.
"Semakin cepat penunjukan pejabat, perencanaan matang, itu akan lebih cepat," kata Askolani kepada wartawan di Kantor Direktorat Jenderal Anggaran Kompleks Kementerian Keuangan, Rabu, 14 Mei 2014.
Askolani mengatakan pihaknya akan melakukan pemantauan secara intensif ke kementerian dan lembaga untuk mengetahui kendala dalam penyerapan belanja modal. Pemantauan dilakukan dengan cara memanggil instansi pemerintah untuk mengetahui segala hambatan dalam penyerapan anggaran.
"Akan kami coba pada triwulan II. Dengan monitoring ini kami bisa memitigasi jika ada kendala yang bisa dibantu."
Berdasarkan data Direktorat Perbendaharaan Kementerian Keuangan hingga kuartal I 2014 realisasi belanja negara sudah mencapai Rp 286,5 triliun dari total alokasi anggaran sebesar Rp 1.842,5 triliun, yaitu untuk pemerintah pusat Rp 1.249,9 triliun dan transfer ke daerah Rp 592,6 triliun. Adapun realisasi belanja pemerintah pusat baru mencapai Rp 164,7 triliun dan transfer ke daerah Rp 121,9 triliun.
Sementara realisasi pendapatan negara sudah mencapai Rp 288,6 triliun dari target Rp 1.665,8 triliun. Secara rinci pendapatan perpajakan sudah mencapai Rp 246,4 triliun dari target Rp 1.280,4 triliun dan penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 42,2 triliun dari target Rp 385,4 triliun.
Akibat masih rendahnya belanja tersebut, realisasi anggaran pemerintah saat ini masih mencatatkan surplus Rp 2,2 triliun dari target defisit anggaran dalam APBN sebesar Rp 175,4 triliun. Keseimbangan primer juga masih mencatat surplus sebesar Rp 35,8 triliun dari target defisit Rp 54,1 triliun.
No comments:
Post a Comment