Pemilihan anggota legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) yang dilaksanakan tahun ini ikut melambungkan harga rumah. Pasalnya, tren suku bunga kredit properti stabil tinggi setelah pesta demokrasi tersebut.
Salah satu agen pemasaran Tamansari Swara, grup WIKA Realty, Gufron, menyatakan keputusan bank sentral mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,5 persen ikut memicu kenaikan harga rumah. Hal ini makin diperparah dengan kenaikan harga bahan material.
“(Harga jual) bisa naik hingga 30 persen jika dibandingkan tahun lalu,” ujar Gufron di REI Expo 2014, Jakarta Convention Center, Ahad, 11 Mei 2014. BI Rate bertahan di angka 7,5 persen sepanjang tujuh bulan terakhir sejak November 2013 lalu, sementara suku bunga kredit properti saat ini berkisar di atas level 10 persen.
Dengan kondisi tersebut, tidak mengherankan berdampak pada penurunan minat konsumen melakukan transaksi. "Akhirnya konsumen menahan diri dulu sampai turun (suku bunga)," tutur Gufron.
Hal senada diungkapkan Kusdinar, agen pemasaran Vila Bogor Indah. Ia menilai suku acuan bank saat ini cukup memberatkan konsumen. "Sebelumnya kami bermain aman di kisaran 7 persen, sekarang rata-rata (bunga KPR) 9-11 persen," katanya.
Untuk mensiasati hal ini, kata Kusdinar, sejumlah konsumen mulai beralih menggunakan suku bunga syariah meskipun dengan harga uang muka rumah yang terbilang tinggi. "Suku bunganya tetap hingga akhir, jadi tanpa bingung harus memikirkannya lagi," ucapnya.
No comments:
Post a Comment