Pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, mengatakan Indonesia memang menjadi sasaran pasar maskapai asal Singapura. "Bayangkan, dengan total penduduk Indonesia dan bandaranya yang begitu banyak, tentu ini pasar empuk bagi mereka," kata Dudi Kamis, 10 Juli 2014. Dudi mengungkapkan, semakin banyak kapasitas slot yang diberikan untuk maskapai asal Singapura, maka maskapai nasional yang melayani rute ke Singapura harus bersaing ketat. "Kalau begitu, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air akan bersaing secara ketat," katanya.
Menurut Dudi, pembatasan maskapai asing sebenarnya juga dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Meskipun sistem keterbukaan ruang udara berlaku di AS, ada beberapa bandara domestik yang tidak melayani penerbangan maskapai asing. "AS juga open sky tapi tidak ada perusahaan asing, misalnya dari Los Angeles ke New York. Penerbangannya hanya dengan maskapai nasional," ujar Dudi.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan menyatakan melarang maskapai asal Singapura memberlakukan tiket yang terlampau murah di Indonesia. "Boleh masuk ke Indonesia tapi tiket harus sekian. Dia (Singapura Airlines) disubsidi jadi bisa jual tiket murah ke Indonesia. Maka, tarif maskapai nasional tak akan saya naikkan, tapi kalau tarif untuk asing saya naikkan," ujar Mangindaan.
Berdasarkan data Centre for Aviation (CAPA) 2013, kapasitas pasar penerbangan Singapura-Indonesia berkembang sebesar 40 persen dibanding 2012. Rute yang paling diminati yakni Singapura-Jakarta, Singapura-Bali, Singapura-Surabaya, dan Singapura-Medan. Adapun kapasitas di sepuluh destinasi Indonesia lain yang juga terdapat penerbangan langsung dari Singapura meningkat 78 persen.
CAPA juga menyebutkan Indonesia menjadi pasar terbesar bagi penerbangan dari Singapura, yaitu 16 persen dari total kapasitas tempat duduk.
No comments:
Post a Comment