PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) mencatat kinerja positif pada kuartal pertama 2014. Sekretaris Perusahaan Sritex, Welly Salam, dalam rapat umum pemegang saham di Surakarta, Senin, 9 Juni 2014 menerangkan penjualan Sritex meningkat 45 persen dibanding kuartal pertama 2013. "Penjualan pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 1,741 triliun, atau naik 45 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,201 triliun," ucapnya.
Ia berujar, peningkatan penjualan karena Sritex melakukan ekspansi usaha di divisi pemintalan dan garmen. Sehingga kapasitas produksi bertambah untuk memenuhi permintaan pasar. Dia mengatakan penjualan benang, garmen, dan kain mentah naik dibanding tahun lalu. Penjualan benang naik 64 persen, garmen meningkat 55 persen, dan kain mentah naik 100 persen.
Dia menerangkan penyebab utama nilai penjualan melonjak karena terbantu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sebab, pendapatan dalam dolar AS mencapai 70 persen dari total pendapatan Sritex. Peningkatan penjualan pada kuartal I 2014 membuat laba bersih ikut terdongkrak. Laba bersih meningkat 86 persen menjadi Rp 114,7 miliar dari sebelumnya Rp 61,6 miliar di kuartal pertama 2013.
Dia optimistis target penjualan pada 2014 sebesar Rp 7,1 triliun dapat tercapai. Sebab kinerja penjualan pada kuartal pertama 2014 menunjukkan tren positif. Dia juga optimistis target laba bersih Rp 1,05 triliun di 2014 dapat terpenuhi. "Meningkat 25 persen dari pencapaian laba di 2013," ucapnya.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi, Sritex tahun ini akan melakukan ekspansi di divisi garmen dan kain jadi dengan anggaran US$ 55 juta. "Untuk garmen, kami akan menambah kapasitas produksi 8 juta potong pakaian jadi. Sehingga totalnya jadi 24 juta potong pakaian jadi per tahun," katanya. Untuk ekspansi divisi garmen, disiapkan anggaran US$ 15 juta.
Lalu untuk kain jadi, Sritex berencana meningkatkan kapasitas produksi dari 120 juta yard menjadi 170 juta yard per tahun. Anggaran yang disiapkan US$ 40 juta. Juru bicara Sritex, Sri Saptono Basuki menambahkan pemilihan ekspansi ke kain jadi karena ingin merebut pangsa pasar yang selama ini dikuasai Cina.
"Cina menguasai 40 persen pasar kain jadi di dunia," ucapnya. Peluang menggeser Cina terbuka karena saat ini industri tekstil di Negeri Tirai Bambu tengah berkonsentrasi pada pengembangan manufaktur. Dia mengatakan Sritex akan mendirikan anak perusahaan khusus produksi kain jadi di Sukoharjo. "Saat ini tengah pembebasan lahan," katanya.
No comments:
Post a Comment