Tuesday, November 4, 2014

Produksi Migas Nasional Tak Capai Target

Produksi minyak dan gas bumi (Migas) nasional diperkirakan tidak akan mencapai target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2014. Sebab, selain ada penurunan cadangan secara alamiah, tidak ada penemuan cadangan minyak baru yang mendukung peningkatan produksi.

Menurut Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Johanes Widjonarko, hingga akhir tahun produksi Migas nasional hanya mencapai 794 ribu barel per har, di bawah target APBNP 2014 sebesar 818 ribu barel per hari.

Namun Widjanarko mengatakan sepanjang tahun ini penurunan cadangan secara alamiah rata-rata masih di bawah 5 persen. Dia mengklaim angka penurunan alamiah tersebut sudah cukup terjaga. "Kalau tidak ada upaya apa-apa dari kami dan kontraktor, penurunan bisa sampai 15 persen," kata dia di sela-sela rapat pimpinan di gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Selasa, 4 November 2014.

Ketidakpastian hukum juga dinilai Widjanarko mempengaruhi minimnya investasi Migas tahun ini, sehingga penemuan cadangan baru relatif sedikit. Untuk itu, dia mendukung upaya pemerintah untuk menyederhanakan sejumlah proses perizinan yang selama ini terlalu panjang. Upaya debirokratisasi yang telah dilakukan sebelumnya akan terus dilanjutkan. Dari 292 perizinan yang ada, pemerintah akan berupaya memangkas menjadi hanya 89 perizinan. "Dalam waktu dekat akan dikerucutkan lagi menjadi 8 - 9 kluster perizinan," ujarnya.

Hal serupa disampaikan oleh Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas, Muliawan. Menurut dia, PT Pertamina (Persero) memastikan tidak bisa memenuhi target produksi secara optimal. Padahal Pertamina menyumbang 20 persen produksi nasional.

Kemarin, Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina, Muhamad Husen, mengatakan kinerja produksi perseroan mengalami penurunan. Dia memprediksi realisasi produksi hingga akhir tahun hanya 94 persen dari target produksi sebesar 554 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Artinya, hingga akhir tahun produksi Pertamina diprediksi hanya mencapai 520,76 ribu BOPED.

Menurut Husen, penurunan produksi disebabkan kendala pengeboran sepanjang tahun ini. Kendala tersebut muncul dari sisi internal yakni masalah perizinan dan pembebasan lahan, dan sisi eksternal seperti cuaca buruk ketika pengiriman rig.

No comments:

Post a Comment