Wednesday, October 27, 2010

ASEAN-China Berkomitmen Cegah Hama Penyakit Pertanian

ASEAN dan China menyepakati perlunya komitmen bersama dalam melindungi produksi pertanian dari ancaman hama penyakit berbahaya lintas negara sebagai dampak perdagangan bebas dalam kerangka free trade agreement.

Pencegahan hama penyakit juga dilakukan dalam rangka pengamanan lingkungan dan kesehatan manusia.

Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan internasional The 2 ASEAN-China Ministerial Meeting on Quality Supervision, Inspection, and Quarantine di Kamboja dengan tema ”Penguatan Pemeriksaan Hewan dan Tumbuhan” serta kerja sama perkarantinaan dalam upaya mencegah penyebaran hama penyakit pada lintas batas negara.

Pertemuan yang diselenggarakan di Phnom Penh, Senin (25/10), itu dihadiri para menteri pertanian dari sepuluh negara anggota ASEAN dan Menteri Perkarantinaan China. Menteri Pertanian Indonesia Suswono juga hadir dalam pertemuan itu.

Kepala Badan Karantina Pertanian Hari Priyono di Jakarta, Rabu, menyatakan, selain komitmen pencegahan hama penyakit, pertemuan itu juga menyepakati komitmen penguatan manajemen perkarantinaan serta peran petugas teknis secara aktif dalam pencegahan hama penyakit.

Kerja sama dilakukan melalui pertukaran tenaga ahli perkarantinaan dalam analisis risiko, surveillance terhadap ledakan penyakit berbahaya, perlakuan karantina, pengembangan teknologi pengendalian, manajemen risiko terhadap hama penyakit berbahaya, dan pertukaran informasi.

Ketua Umum Dewan Hortikultura Nasional Benny A Kusbini menyambut baik beberapa kesepakatan perkarantinaan. Namun, yang harus diwaspadai dalam perdagangan dengan China adalah Indonesia tak jarang mengalami beberapa kendala pada saat ekspor. ”Tak jarang China menerapkan sistem proteksi lain,” katanya.

Bagaimanapun China dengan penduduk 1,3 miliar jiwa merupakan pasar potensial. Namun, kesulitan Indonesia selalu tidak bisa memasok permintaan produk pertanian mereka, khususnya hortikultura, secara terus- menerus, dalam volume yang sama dan kemasan terstandar.

”Tak ada pilihan lain bagi kita selain meningkatkan volume produksi, kualitas, dan kemasan yang memadai. Pemerintah harus memberikan beberapa fasilitas untuk mendorong peningkatan produksi, perbankan juga jangan hanya memburu rente,” katanya.

No comments:

Post a Comment