Wednesday, October 20, 2010

Para Pengusaha Jordania Serius Berinvestasi Di Indonesia

Pengusaha Jordania dari CTI Grup yang bergerak di bidang perdagangan semen, transportasi laut, dan pelayaran menegaskan komitmennya untuk serius berbisnis dan meningkatkan investasinya di Indonesia.

Penegasan itu diutarakan pemilik CTI Grup, Nader A Dajani dan Jamal I Kawasmi, ketika bertemu dengan pendiri Bosowa Grup, Aksa Mahmud, di Amman, Jordania, Selasa (19/10).

Dalam acara itu, juga hadir Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla. Jamuan makan siang itu diadakan di sela-sela acara Konferensi International Federation Red Cross and Red Crescent Societies yang diikuti Jusuf Kalla di kawasan wisata Laut Mati, Jordan Valley, Amman, Jordania.

Bosowa Grup dan CTI Grup bekerja sama untuk pengembangan perkapalan melalui perusahaan joint venture Bosowa Lloyd dengan kepemilikan masing-masing 50 persen.

Sementara di Semen Bosowa Batam, CTI masuk menjadi pemegang saham 10 persen. ”Dengan masuknya mereka ke Bosowa sesuai keahlian bisnisnya, diharapkan bisnis kita di Indonesia akan terus berkembang,” ujar Aksa.

Selama ini CTI hanya mengangkut clinker, tapi ke depan akan mengangkut semen ke seluruh daerah di Indonesia dengan Bosowa Lloyd.

Dengan kerja sama ini, pabrik semen Bosowa Maros pun akan dikembangkan untuk meningkatkan produksi dari 2 juta ton menjadi 3,2 juta ton, dan pabrik semen Batam dari 1,2 juta ton menjadi 1,8 juta ton.

Produksi semen

Target itu diharapkan tercapai pada tahun 2011 sehingga Bosowa bakal menguasai 10 persen produksi dan pasar nasional.

Sekarang ini produksi semen nasional mencapai 42 juta ton. Semen Gresik, Semen Tonasa, dan Holcim juga melakukan ekspansi.

Menurut Aksa, dengan masuknya CTI yang bekerja sama dengan Bosowa, perusahaan-perusahaan kuat asal Timur Tengah beramai-ramai ke Indonesia.

”Jadi, tidak seperti selama ini perusahaan Timur Tengah hanya nyangkut di Malaysia. Padahal, kita juga punya potensi luar biasa untuk dikembangkan dan dikerjasamakan dengan Timur Tengah,” papar Aksa.

Selain dengan CTI, Bosowa juga menjalin kerja sama dengan Qatar National Bank di Bank Kesawan yang sahamnya mayoritas dikuasai Bosowa.

Menurut Aksa, efisiensi bongkar muat di pelabuhan Indonesia umumnya rendah sehingga perusahaan pelayaran sulit berkembang. ”Dengan masuknya CTI, diharapkan ada transfer pengetahuan dan pengalaman untuk membantu dalam meningkatkan efisiensi bongkar muat di Indonesia sebab CTI merupakan perusahaan shipyard global,” katanya.

Sementara itu, Jamal I Kawasmi kepada Kompas mengatakan, perusahaannya memiliki para ahli di bidang perkapalan dan pengangkutan semen secara global.

Dengan bekerja sama secara serius dengan Bosowa, banyak hal yang bisa dilakukan kedua belak pihak.

”Dalam waktu dekat, saya akan datang langsung ke Batam dan Makassar. Orang kami sudah ada di sana, tetapi saya mesti datang sendiri ke Indonesia,” ujar Jamal Kawasmi.

No comments:

Post a Comment