Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, Senin (18/10) di Jakarta, menyampaikan keluhan petani dalam menghadapi serangan hama dan penyakit yang bertubi-tubi pada rembuk tani yang digelar KTNA di Indramayu, Jawa Barat, pekan lalu.
Para petani meminta pemerintah lebih proaktif membantu mengatasi serangan hama yang bertubi-tubi. ”Penyakit itu muncul setelah tanaman diserang wereng,” kata Winarno. Penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa disebabkan oleh vektor wereng.
Tanaman yang terserang tidak menunjukkan gejala awal yang mencurigakan. Pertumbuhan vegetatifnya normal, anakan padi banyak. Namun, sampai titik tertentu, tanaman itu kerdil dan bulir padinya menjadi hampa.
”Bisa menurunkan produktivitas hingga 90 persen, bahkan bisa 100 persen,” ujar Winarno.
Enno Maryono (32), petani Desa Tempuran, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, mengeluhkan banyaknya serangan penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa.
Keluhan sama disampaikan petugas penyuluh pertanian lapangan. Serangan telah meluas tidak hanya di Karawang, tetapi juga Subang, Indramayu, dan Bekasi, Jawa Barat, serta Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Mengatasi serangan penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa, menurut Winarno, hanya bisa melalui pencegahan. ”Kalau telat, habis tanaman padi,” ujarnya.
Pencegahan dilakukan melalui pengamatan sejak dini dan sesering mungkin. Caranya, dengan menyemprotkan herbisida atau tanaman padi sisa panen yang potensial dihinggapi penyakit itu direndam air sebelum diolah.
Dalam situs resmi Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat disebutkan, selain sebagai hama, wereng coklat juga berperan sebagai penular penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa.
Peningkatan populasi wereng coklat antara lain karena penanaman varietas padi yang rentan, penanaman tidak serempak, penggunaan insektisida tidak tepat, dan pemupukan tidak sesuai kebutuhan tanaman.
Data Kementerian Pertanian menunjukkan, pada Januari-April 2010 serangan hama wereng mencapai 22.700 hektar. Tahun 2009 hanya 12.800 hektar.
Dampak serangan wereng membuat produksi padi tahun 2010 hanya naik 1,17 persen dibandingkan dengan tahun 2009 atau hanya 65,15 juta ton gabah kering giling. Padahal, target pertumbuhan produksi tahun 2010 adalah 3,22 persen.
Gangguan iklim diakui Pelaksana Harian Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sarsito Wahono Gaib Subroto menjadi salah satu faktor yang memicu serangan wereng.
No comments:
Post a Comment