Wednesday, October 20, 2010

Perbankan Indonesia Cenderung Tidak Fleksible Dan Tidak Tahu Strategi Menggarap Usaha Mikro

Perbankan nasional dinilai tidak fleksibel dalam mendorong usaha mikro. Perbankan harus mencari model-model pembiayaan, antara lain, melalui koperasi untuk mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah.

Demikian diungkapkan Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi dalam peluncuran dan bedah buku Pengusaha Koperasi: Memperkokoh Fondasi Ekonomi Rakyat karya Ketua Induk Koperasi Angkatan Darat Bernhard Limbong di Jakarta, Rabu (20/10).

Glen mengatakan, apabila dikelola dengan baik, omzet koperasi dipastikan akan melebihi kemampuan bank asing yang mulai merambah UMKM.

”Masih banyak usaha mikro yang feasible, tetapi belum bankable. Di sinilah peran koperasi untuk bisa masuk menumbuhkan ekonomi, khususnya usaha mikro,” ujar Glen.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Erwin Aksa mengatakan, ”Saya kira grand design kita perlu ditata ulang, khususnya dalam kedisiplinan kita mengelola perekonomian. Konglomerasi merusak perekonomian bangsa ini sehingga membutuhkan keberpihakan pada ekonomi rakyat yang terukur.”

Di perbankan China, menurut Erwin, kepemilikan asing tidak boleh melebihi 50 persen. Sementara perbankan Indonesia sudah sangat didominasi asing.

Begitu pula kondisi pertambangan dan perkebunan yang menjadi penopang ekonomi nasional Indonesia.

No comments:

Post a Comment