Wednesday, October 27, 2010

Dana Hasil IPO Krakatau Steel Jangan Untuk Membiayai Kampanye Politik

Harga penawaran saham perdana PT Krakatau Steel sebesar Rp 850 per lembar dinilai terlalu rendah untuk perusahaan yang memiliki nilai strategis dan kinerja yang terus membaik.

Oleh karena itu, IPO PT KS sebaiknya digeser waktunya sampai didapat momentum respons pasar yang konstruktif dengan harga IPO yang pantas.

Hal itu diungkapkan Ismed Hasan Putro, Ketua Masyarakat Profesional Madani, di Jakarta, Rabu (27/10). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ujar Ismed, sebaiknya menunggu waktu yang tepat agar didapat harga yang menguntungkan negara dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kinerja dan usaha KS dalam jangka panjang.

”Ironi jika IPO PT KS justru hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu dan terkait dengan agenda penyediaan dana politik,” ujar Ismed.

Menurut dia, sejatinya IPO PT KS akan memberi dan membuka opportunity yang prospektif bagi KS. Bukan sebaliknya justru mengalami kesulitan untuk mendapatkan likuiditas yang memadai sesuai dengan nilai strategis dan kinerja yang semakin membaik belakangan ini.

”Harga pasar PT KS seharusnya bisa berada di level Rp 1.500-Rp 1.750 per lembar,” ujar Ismed Hasan Putro.

Di Yogyakarta, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, perkembangan bisnis baja global dan regional semakin prospektif sehingga membuat investor asing berani membayar mahal untuk membeli saham perdana PT KS.

Namun, ujar Mustafa, pemerintah memilih menetapkan Rp 850 per lembar saham demi mengakomodasi investor domestik. Pemerintah menawarkan 20 persen saham KS senilai Rp 4 triliun kepada publik.

”Dari pembentukan harga (bookbuilding), jelas mulai Rp 800, Rp 825, Rp 850, Rp 900, dan begitu sampai Rp 925 langsung anjlok permintaan. Kalau diputuskan di harga Rp 900, kemungkinan ada investor yang tidak masuk,” kata Mustafa.

Menteri BUMN mengumumkan rentang harga saham Rp 800-Rp 1.150 per lembar dan kemudian menetapkan harga Rp 850 per lembar.

Menurut Mustafa, penetapan tersebut memprioritaskan kemampuan investor domestik yang berorientasi jangka panjang. Namun, Mustafa tidak secara spesifik menjelaskan siapa yang dimaksud investor domestik itu.

Investor asing yang berminat sudah menyatakan siap membeli saham KS pada harga berapa pun yang ditetapkan pemerintah.

Akan tetapi, pemerintah tetap ingin memprioritaskan investor domestik dan menjaga pergerakan saham KS tetap positif untuk jangka panjang di bursa saham.

No comments:

Post a Comment