Wednesday, October 20, 2010

Bi Akan Tetap Pertahankan Rupiah Dan Dollar

Kondisi ekonomi Indonesia 2011 diprediksi semakin baik. Pertumbuhan produk domestik bruto, yang tahun ini 6 persen, diperkirakan tahun depan 6,3 persen. Adapun rupiah, Bank Indonesia tidak akan membiarkan terganggu drastis.

Demikian paparan ekonom dari Universitas Indonesia, Chatib Basri, dalam acara UOB Buana Customer Gathering tentang Global Economic Outlook di Jakarta, Selasa (19/10). ”Saya optimistis dengan ekonomi Indonesia tahun 2011,” kata Chatib.

Meski demikian, menurut Chatib, inflasi yang tahun ini 6-6,5 persen, tahun depan meningkat menjadi 6,5-7 persen. Adapun suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan 2011 diperkirakan mencapai 7 persen, tahun ini 6,5-7 persen. Nilai tukar rupiah tahun depan diperkirakan di kisaran Rp 8.900-Rp 9.300 per dollar AS.

Menurut Chatib, saat ini performa ekonomi Indonesia cukup kuat sehingga membawa optimisme pada 2011. Kondisi awal positif yang menunjang optimisme adalah populasi usia muda, konsumsi, energi dan komoditas, serta stabilitas makroekonomi dan politis sudah ada di Indonesia. ”Simpanan usia muda ini besar, maka produktivitas akan meningkat,” ujar dia.

Meski demikian, menurut Chatib, pada 2011 tetap harus waspada akan risiko yang ditimbulkan oleh derasnya aliran dana asing ke Indonesia dalam bentuk kepemilikan Surat Utang Negara dan SBI.

Ia memperkirakan, langkah yang akan dilakukan Bank Indonesia untuk menghadapi itu, antara lain, membiarkan rupiah menguat dan tidak akan membiarkan rupiah terganggu drastis. Mengontrol modal yang masuk dan mempercepat pembayaran utang.

”Kalau uang masuk sangat besar dan BI melakukan sterilisasi, maka untuk menyeimbangkan butuh dana sangat banyak. Kalau harus minta dana ke pemerintah, di mana independensi BI?” ujar Chatib.

Dalam paparannya, Jimmy Koh, Head of Economic-Treasury Research UOB-Singapore, menyebutkan, perkiraan untuk pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sejumlah negara di Asia pada 2011. Pertumbuhan PDB tertinggi akan dialami China sebesar 8,3 persen, sedangkan terendah terjadi di Korea Selatan, yakni 4,3 persen.

Adapun pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2011, menurut Jimmy, diperkirakan 6,2 persen. Perkiraan pertumbuhan PDB Indonesia per kuartal I-2011 sebesar 6,4 persen, kuartal II sebesar 5,9 persen, kuartal III sebesar 6,1 persen, dan kuartal IV 6,2 persen

No comments:

Post a Comment