Monday, October 4, 2010

Pedagang Beras Ketan Minta Menteri Untuk Transparan

Petani dan para pedagang beras ketan di Jakarta, Medan, dan Surabaya meminta Kementerian Pertanian transparan soal pemberian rekomendasi tambahan impor beras ketan tahun 2010 sebanyak 40.000 ton senilai sekitar Rp 280 miliar. Mereka menilai pemberian rekomendasi yang bermuara pada penunjukan perusahaan importir tertentu tidak adil dan terkesan tidak wajar.

”Kami tidak keberatan asal diatur secara benar dan adil. Mestinya ada klasifikasi. Apakah importir yang ditunjuk untuk mengimpor memenuhi syarat sebagai importir atau tidak. Misalnya apa mereka biasa mengimpor, memiliki gudang atau tidak, menyerap beras petani atau tidak. Kalau memang bukan pedagang beras, ya jangan dikasih,” kata Suherman Dinata, pengusaha beras skala nasional, Senin (4/10) di Jakarta.

Suherman adalah pengusaha beras besar yang memiliki teknologi pengolahan beras paling modern di Indonesia. Dia juga berpengalaman dalam ekspor- impor beras.

Banyak pedagang beras yang kerap dimintai kerja samanya oleh pemerintah saat harga beras naik justru diabaikan. Sementara pedagang musiman justru difasilitasi. ”Pemberian rekomendasi dua hari menjelang Lebaran juga tanda tanya,” katanya.

Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Wilayah DKI Jakarta Nellys Soekidi mengatakan, dalam waktu dekat ini, Dewan Pimpinan Pusat Perpadi mengirim surat resmi berisi sikap keberatan Perpadi terkait pemberian rekomendasi impor beras ketan.

”Selain kepada Kementerian Pertanian, surat juga ditujukan kepada Kementerian Perdagangan, yang intinya pedagang keberatan atas sikap tak adil pemerintah,” katanya.

Nellys mengatakan, ini bukan soal perebutan kuota atau izin impor beras ketan. ”Tetapi, soal kebijakan yang tidak adil, tidak wajar. Pedagang tidak masalah kuota impor mereka dikurangi asal secara transparan. Kalau tidak, kami keberatan,” katanya.

Pedagang beras lainnya di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Billy Haryanto, mengingatkan Kemtan. Para pedagang akan mengadukan masalah ini kepada Kepolisian Negara RI bila tidak ada niat baik dari Kemtan.

Para petani beras ketan di Subang, Jawa Barat, juga khawatir dengan kebijakan impor beras ketan yang dilakukan Kemtan.

”Kami takut kalau impor dilakukan jor-joran, harga beras ketan akan kembali jatuh,” kata Ketua Gabungan Kelompok Tani Ketan Subang, Jawa Barat, Ahmad Jaelani. Kalau harga sampai jatuh, petani yang paling dirugikan

No comments:

Post a Comment