BTPN mengumumkan, per 30 September 2010 mencatat laba bersih Rp 577,5 miliar atau tumbuh 117 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 266,2 miliar. Per 30 September 2010, BTPN membukukan pertumbuhan kredit 58 persen sehingga total kredit mencapai Rp 21,8 triliun dibandingkan 30 September 2009 yang tercatat Rp 13,8 triliun.
Wakil Direktur Utama BTPN Ongki W Dana, Rabu (27/10), mengatakan, kepercayaan masyarakat pada kinerja BTPN juga terus meningkat, tecermin pada naiknya dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 24,5 triliun, atau tumbuh 47 persen dari periode yang sama tahun 2009 yang tercatat Rp 16,6 triliun.
Menurut Ongki, pertumbuhan kinerja keuangan BTPN ini ditopang keunikan strategi BTPN dalam bisnis yang memadukan misi bisnis dan sosial, yaitu fokus pada pangsa pasar pensiunan serta usaha mikro dan kecil. ”Ini landasan bagi BTPN untuk terus bertumbuh,” katanya.
Sementara per 30 September 2010, BCA membukukan laba bersih Rp 6,1 triliun, naik 20 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,1 triliun.
BCA juga mempertahankan pendapatan bunga dan nonbunga sebesar Rp 15,1 triliun pada kurun waktu yang sama. Kondisi ini cukup stabil karena pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 14,5 triliun.
DPK yang dihimpun BCA naik sebesar 12,1 persen
Mengenai jumlah DPK yang tidak terlalu besar, Presiden Direktur BCA Djohan Emir Setijoso mengatakan, BCA memang tidak memberikan bunga tinggi untuk deposito. ”Mungkin kurang kompetitif dibandingkan yang lain. Pertumbuhan deposito rendah,” ujar Djohan.
Sementara itu, per 30 September 2010, NISP mencatat kenaikan laba bersih 20 persen, dari Rp 309,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 370,4 miliar.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, pertumbuhan laba bersih ini didorong kenaikan pendapatan bunga bersih dari kenaikan kredit dan menurunnya beban bunga karena membaiknya struktur pendanaan, khususnya kenaikan signifikan tabungan sebesar 54,4 persen.
Dari sisi DPK, NISP mencatat pertumbuhan 24 persen dari Rp 26 triliun menjadi Rp 32,1 triliun. Pada periode itu, NISP berhasil memperbaiki struktur pendanaan dengan pertumbuhan dana murah sehingga komposisi dana murah menjadi 60 persen dari total DPK.
No comments:
Post a Comment