Padahal, pemerintah sudah mencanangkan akan menggenjot produksi perikanan budidaya hingga 353 persen sampai dengan tahun 2014, yakni mencapai 16,89 juta ton.
Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Riza Damanik di Jakarta, Minggu (24/10), mengemukakan, rendahnya produksi perikanan budidaya sampai pertengahan tahun bakal mengancam pencapaian target produksi tahun 2010.
Pencapaian perikanan budidaya masih lebih rendah daripada perikanan tangkap. Hingga semester I-2010, produksi perikanan tangkap sebesar 3,88 juta ton atau 72,11 persen dari target 5,38 juta ton.
Minimnya pencapaian produksi perikanan budidaya diakui Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad akhir pekan lalu.
”Produksi perikanan budidaya belum optimal karena anggaran paket wirausaha perikanan lamban cair,” ujar Fadel.
Tahun 2010, pemerintah menganggarkan dana stimulus sebesar Rp 184,4 miliar untuk pemberian 2.410 paket wirausaha budidaya. Paket itu berupa bantuan benih, pakan, dan pembuatan kolam senilai Rp 6 juta-Rp 17,5 juta per paket. Namun, dana yang bersumber dari realokasi anggaran pada internal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu belum juga cair sampai pertengahan Oktober.
Sementara itu, berdasarkan data Kiara, realisasi serapan anggaran KKP untuk perikanan budidaya hingga Agustus 2010 baru mencapai 40,44 persen dari total anggaran Rp 522 miliar. Di tingkat kabupaten/kota, serapan anggaran bahkan hanya sekitar 15 persen.
”Sungguh disayangkan, prioritas anggaran yang diberikan KKP untuk sektor perikanan budidaya tidak diikuti kapasitas pengelolaan anggaran yang memadai,” ujar Riza.
Ia menambahkan, rendahnya penyerapan anggaran perikanan budidaya tersebut menunjukkan pengelolaan anggaran di KKP masih lemah. Rendahnya penyerapan anggaran dikhawatirkan berdampak pada kegagalan program revitalisasi perikanan budidaya dan berpotensi menimbulkan peruntukan yang tidak tepat sasaran demi mengejar target serapan anggaran dalam sisa waktu empat bulan tahun ini
No comments:
Post a Comment