Demikian paparan kinerja Bank Mandiri triwulan III-2010 di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (28/10), yang dihadiri para direktur. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini dan Wakil Dirut Riswinandi tidak hadir.
Salah seorang direktur Bank Mandiri, Thomas Arifin, menjawab pertanyaan soal restrukturisasi kredit macet mengatakan, selama triwulan VI-2010, Bank Mandiri berharap memperoleh Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar dari restrukturisasi kredit macet. Dana kas dan nonkas ini diincar dari kredit bermasalah 30 debitor.
Dari restrukturisasi utang Garuda Indonesia diharapkan dapat diperoleh dana kas ataupun nonkas sekitar Rp 1,7 triliun hingga Rp 2 triliun. Mandiri belum lama ini sukses merestrukturisasi kredit macet kelompok usaha Domba Mas sebesar 180 juta dollar AS atau Rp 1,62 triliun yang dibeli kelompok Bakrie.
Sementara salah seorang direktur Bank Mandiri yang lain, Pahala N Mansury, menjelaskan, pertumbuhan dana pihak ketiga tidak setinggi pertumbuhan kredit. Hal ini menjadi strategi Bank Mandiri menjaga besaran rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (LDR).
Ditanya soal rights issue atau penambahan modal melalui penerbitan saham baru, direktur yang hadir dalam jumpa pers menolak berkomentar. Alasannya, saat ini sudah masuk tahap persiapan sehingga tidak boleh membicarakan hal tersebut.
”Soal rights issue, pemegang saham yang lebih banyak berperan,” kata Abdul Rachman, salah seorang direktur Bank Mandiri.
Pahala menambahkan, ”Rights issue akan dilakukan tahun 2011. Pengaruhnya adalah tersedianya cukup modal untuk tumbuh. Target pertumbuhan tahun 2011 adalah 15-20 persen.”
Sementara itu, PT Bank Permata Tbk mencatat laba bersih setelah pajak (konsolidasi-tidak diaudit) sebesar Rp 789 miliar selama sembilan bulan pertama 2010 yang berakhir pada 30 September 2010. Laba bersih ini naik 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009.
Bank Permata, Kamis, juga mengumumkan kinerja operasionalnya yang meningkat dalam sembilan bulan pada tahun 2010. Total pendapatan operasional naik 11 persen menjadi Rp 3,042 triliun yang didorong pertumbuhan pendapatan bunga dan fee based income. Pendapatan bunga bersih naik 21 persen hingga mencapai Rp 2,4 triliun.
Direktur Utama Bank Permata David Fletcher mengatakan, perseroan tetap mengoptimalkan fungsi intermediasinya dalam perekonomian Indonesia sebagaimana tecermin dalam pertumbuhan kredit yang kuat sebesar 23 persen menjadi Rp 46,4 triliun di akhir periode.
Sementara itu, total aset secara konsolidasi per 30 September 2010 mencapai Rp 67,1 triliun atau naik 18 persen.
Adapun dana pihak ketiga Bank Permata tumbuh 27 persen menjadi Rp 53,6 triliun. Giro dan tabungan masing-masing naik 41 persen dan 38 persen menjadi Rp 12,4 triliun dan Rp 11,6 triliun.
Adapun deposito naik 18 persen menjadi Rp 29,6 triliun pada akhir September 2010.
Bank Permata, lanjut David, juga menunjukkan perbaikan yang berkesinambungan dalam hal kualitas kreditnya sebagaimana yang tecermin dalam rasio nonperforming loan (NPL) net yang mengalami perbaikan signifikan dari 2,1 persen pada September 2009 menjadi 0,9 persen per September 2010.
No comments:
Post a Comment