VP Komunikasi PT Pertamina Muhamad Harun, Senin (18/10) di Jakarta, mengemukakan, akuisisi Blok Mahakam akan dilakukan secara bertahap.
”Pertamina menargetkan porsi 15 persen bisa diperoleh tahun depan, kemudian secara bertahap porsi kepemilikan tersebut terus naik hingga 45 persen sebelum kontrak blok tersebut berakhir tahun 2017,” kata Harun.
Target Pertamina, lanjut Harun, adalah bisa menjadi operator di blok tersebut sebelum kontraknya berakhir pada tahun 2017.
Ia menegaskan bahwa pengambilalihan kepemilikan di Blok Mahakam akan dilakukan secara business to business, atau antarpelaku usaha.
Blok Mahakam yang berlokasi di Kalimantan Timur saat ini dimiliki oleh Total Indonesie dan Inpex Ltd. Porsi kepemilikan saat ini: Total Indonesie 50 persen dan Inpex Ltd 50 persen.
Total berstatus sebagai operator. Blok tersebut tahun lalu memasok 2,6 miliar kaki kubik gas ke Kilang Bontang di Kalimantan Timur. Sebagian besar gas tersebut diekspor ke Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan dalam bentuk gas alam cair atau liquid natural gas (LNG).
Kontrak Blok Mahakam pertama kali ditandatangani pada tanggal 31 Maret 1967 untuk masa 30 tahun. Sesuai Undang-Undang tentang Minyak dan Gas, kontrak blok bisa diperpanjang dua kali, masing-masing untuk masa 20 tahun.
Total Indonesie sebagai operator pertama kali mengajukan perpanjangan kontrak pada tahun 1997.
Produsen migas asal Perancis itu telah mengajukan perpanjangan kedua. Namun, sampai saat ini pemerintah masih belum memberikan jawaban terhadap permohonan perpanjangan kontrak itu. Alasan pemerintah adalah mempertimbangkan manfaat bagi kepentingan nasional.
Selain Pertamina yang berminat terhadap Blok Mahakam, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga telah meminta porsi kepemilikan di Blok Mahakam.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mengatakan, pemerintah menjamin kepentingan investasi perusahaan di Blok Mahakam akan terjaga dalam pembicaraan perpanjangan kontrak.
Blok Mahakam menjadi incaran karena memasok sekitar 35 persen produksi gas nasional. Blok Mahakam diperkirakan masih memiliki sebanyak 11,7 persen cadangan terbukti gas nasional, atau 12,7 triliun kaki kubik (TCF).
Catatan Litbang Kompas, Blok Mahakam, yang berlokasi di lepas pantai Kalimantan Timur, mulai dieksplorasi tahun 1967 oleh Inpex Corporation Jepang, tetapi tidak menghasilkan sumber minyak ataupun gas.
Inpex lalu menggandeng Total E&P pada 1970 untuk melanjutkan eksplorasi. Tahun 1972 blok itu mulai produktif dengan ditemukannya lapangan minyak Berkapai, Handil, dan Tambora di delta Sungai Mahakam.
Sekitar 20 persen dari produksi blok itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, yakni untuk Pembangkit Listrik Bontang dan PT Pupuk Kalimantan Timur. Sisanya, 80 persen, diekspor ke Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.
No comments:
Post a Comment