Saturday, May 3, 2014

Ekonomi Turun ... Indonesia Alami Deflasi Pada Bulan April

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April 2014 terjadi deflasi 0,02 persen, karena harga kebutuhan pangan turun dan relatif terkendali. Dengan demikian, inflasi tahun kalender Januari-April 2014 tercatat 1,39 persen dan inflasi secara tahunan (yoy) 7,25 persen. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan dampak dari kampanye pemilu terhadap inflasi mulai terasa, meskipun pada April 2014 tercatat deflasi 0,02 persen.

"Kampanye menyebabkan harga-harga naik. Yang pasti untuk makanan jadi dan tarif angkutan. Bukan hanya angkutan udara tapi juga angkutan darat," ujarnya di Jakarta, Jumat. Sasmito mengatakan kampanye menyebabkan kenaikan harga berbagai barang, makanan jadi, tarif angkutan udara serta kenaikan sewa rumah, karena banyaknya konsumsi maupun orang yang melakukan perjalanan udara pada April.

"Ini refleksi karena banyak orang yang melakukan perjalanan tidak hanya menginap di hotel namun di kos-kosan juga, kemudian kampanye mendorong kenaikan harga makanan jadi seperti nasi rames dan rokok juga," ujarnya. Pada April 2014, tarif angkutan udara menjadi salah satu komponen terbesar penyumbang andil inflasi yaitu 0,04 persen, diikuti daging ayam ras, minyak goreng maupun tarif sewa rumah masing-masing 0,02 persen.

"Selain karena banyaknya perjalanan udara, kenaikan tarif juga dipengaruhi oleh kenaikan airport tax di beberapa bandara di Indonesia, seperti di Juanda, Makassar dan Lombok," kata Sasmito. Namun, secara keseluruhan pada April masih terjadi deflasi 0,02 persen karena harga kebutuhan pangan pokok seperti beras dan cabai merah mengalami penurunan di beberapa daerah dan menjadi komponen penyumbang deflasi.

Cabai merah tercatat dominan menyumbang deflasi 0,11 persen, diikuti beras 0,08 persen, bayam 0,03 persen, kangkung 0,02 persen dan bawang merah 0,02 persen, termasuk emas perhiasan 0,03 persen, karena turunnya harga emas internasional. "Hingga tiga hari lalu, masih inflasi angka yang kita peroleh, namun dalam beberapa hari terakhir harga makanan turun tajam sekali, dan harga emas juga turun, sehingga terjadi deflasi kecil," ujar Sasmito.

Untuk laju inflasi hingga akhir tahun, Sasmito mengatakan masih dapat terkendali asalkan pemerintah mewaspadai dampak fenomena El Nino yang dapat mempengaruhi produksi pangan dan menyebabkan ketidakstabilan harga. Dengan April terjadi deflasi 0,02 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-April 2014 tercatat 1,39 persen dan inflasi secara tahunan (yoy) mencapai 7,25 persen.

Sedangkan pemerintah pada APBN 2014 menetapkan asumsi inflasi 5,5 persen.Harga kebutuhan pokok relatif terkendali selama April 2014 sehingga terjadi deflasi 0,02 persen selama kurun waktu, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin.

Saat menyampaikan keterangan pers tentang data-data ekonomi terbaru di Jakarta, Jumat, ia menjelaskan memasuki masa panen pada April 2014, pasokan bahan pangan mencukupi dan tidak ada hambatan berarti dalam distribusinya sehingga harganya terkendali. Ia mengatakan, kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi 0,22 persen selama kurun waktu itu, diikuti kelompok sandang yang mencatatkan deflasi sebesar 0,02 persen.

Sementara kelompok pengeluaran lainnya menyumbang inflasi. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menyumbang inflasi 0,07 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang inflasi 0,06 persen. Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan ikut menyumbang andil inflasi 0,04 persen, kelompok kesehatan 0,03 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen.

Suryamin menambahkan dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) sebanyak 43 kota mengalami inflasi dan sebanyak 39 kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Jayapura yaitu mencapai 1,79 persen dan deflasi terendah terjadi di Lhokseumawe 0,01 persen. "Sedangkan, inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang 1,57 persen dan inflasi rendah di Jember serta Samarinda 0,01 persen," kata Suryamin.

Inflasi tahun kalender
Menurut BPS, inflasi tahun kalender Januari-April 2014 tercatat mencapai 1,39 persen dan inflasi secara tahunan (year on year) mencapai 7,25 persen. Inflasi komponen inti pada April tercatat 0,24 persen dan secara tahunan mencapai 4,66 persen. Sementara, inflasi inti tercatat 0,14 persen, inflasi harga diatur pemerintah mencapai 0,06 persen, dan harga bergejolak ikut menyumbang deflasi seperti inflasi umum, yaitu 0,22 persen.

Suryamin menjelaskan pada April sering terjadi inflasi kecil atau deflasi, yang terlihat dari pencapaian inflasi pada 2010 yang tercatat sebesar 0,15 persen, namun pada 2011 terjadi deflasi 0,31 persen. Tren tersebut berlanjut pada 2012 ketika BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 0,21 persen dan pada 2013 kembali mencapai deflasi 0,1 persen.

No comments:

Post a Comment