Kementerian Keuangan merilis obligasi retail perdana bernama Saving Bonds Ritel 001 (SBR001). Penerbitan surat utang yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara tersebut ditawarkan mulai hari ini, Jumat, 2 Mei 2014 hingga 22 Mei 2014.
Wakil Menteri Keuangan Any Ratnawaty mengatakan kupon atau imbal hasil SBR001 ditetapkan dengan acuan tingkat suku bunga penjaminan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). "Penerbitan obligasi ini merupakan langkah mengembangkan pasar surat utang negara domestik," kata Anny saat acara peluncuran SBR001 di Gedung Frans Seda, Kementerian Keuangan.
Penjatahan terhadap pembeli SBR001 akan dilakukan pada 26 Mei 2014 dan settlement (penyelesaian) pada 30 Mei 2014. Adapun obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 20 Mei 2016. Minimum pemesanan untuk SBR001 sebesar Rp 5 juta dan maksimum pemesanan sebesar Rp 5 miliar.
Tingkat kupon yang ditawarkan untuk periode tiga bulan pertama (31 Mei-20 Agustus 2014) adalah sebesar 8,75 persen. Angka itu dihitung berdasarkan tingkat bunga penjaminan LPS pada saat penetapan sebesar 7,5 persen ditambah spread yang nilainya tetap sebesar 1,25 persen.
Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Penyesuaian tingkat kupon ini didasarkan pada suku bunga LPS ditambah 1,25 persen dengan kupon minimal (floor) 8,75 persen. "Pembayaran kupon dilakukan pada tanggal 20 setiap bulan. Pembayaran kupon pertama kali pada 20 Juni 2014," ujar Anny.
Untuk memenuhi target penjualan dengan distribusi yang merata di seluruh Indonesia, agen penjual obligasi investor retail ini akan mengadakan kegiatan pemasaran ke 17 kota selama masa penawaran. Untuk masyarakat yang berminat disediakan 21 agen, terdiri atas 18 bank dan tiga perusahaan sekuritas.
Hari ini Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan meresmikan pembukaan masa penawaran Saving Bonds Ritel (SBR) seri SBR001. Instrumen ini merupakan instrumen baru obligasi negara untuk investor ritel di samping Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang telah diterbitkan sejak tahun 2006 silam.
"Ada 21 agen penjual yang ditentukan 15 April lalu. Kami telah mengadakan pengenalan, marketing ke calon investor ritel ke Surabaya, Semarang, Medan, Bandung, dan Makassar," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Robert Pakpahan di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat (2/5/2014).
Masa penawaran SBR001 adalah dari tanggal 2 Mei hingga 22 Mei 2014 dan penerbitan pada tanggal 30 Mei 2014. Adapun jatuh tempo SBR011 pada 20 Mei 2016. Jenis kupon SBR001 ini adalah berupa kupon mengambang yang disesuaikan setiap 3 bulan dengan tingkat kupon minimal 8,75 persen. Pesanan minimal sebesar Rp 5 juta dan maksimal Rp 5 miliar.
Berikut adalah 21 agen penjual, yang mencakup perbankan dan perusahaan sekuritas.
Perbankan:
- Citibank NA
- PT Bank OCBC NISP Tbk,
- PT Bank Panin Tbk,
- PT Bank Permata Tbk,
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI),
- PT Bank ANZ Indonesia,
- PT Bank Bukopin Tbk,
- PT Bank Central Asia Tbk (BCA),
- PT Bank CIMB Niaga Tbk,
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk,
- PT Bank DBS Indonesia,
- PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII),
- PT Bank Mandiri Tbk,
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI),
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN),
- PT Bank UOB Indonesia, Standard Chartered Bank,
- The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (HSBC).
Perusahaan sekuritas:
- PT Danareksa Sekuritas,
- PT Trimegah Securities Tbk,
- PT Sucorinvest Central Gani.
No comments:
Post a Comment