Wednesday, July 2, 2014

50.000 Liter BBM Dalam Kemasan Dikirim Ke Pantura Untuk Antisipasi Mudik Idul Fitri 1435 Hijriyah

Kendala penyaluran bahan bakar minyak dan liquefied petroleum gas (LPG) pada arus mudik dan arus balik Idul Fitri 1435 Hijriyah dibahas dalam rapat penyusunan buku panduan Ramadhan dan Idul Fitri 1435 Hijriyah di gedung Migas, Jakarta, Senin, 30 Juni 2014.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengatakan kemacetan di jalur mudik menjadi salah satu hambatan distribusi saat hari raya. "Kemacetan total pada beberapa ruas jalur mudik utama seperti jalur Jakarta-Cikampek hingga Tegal menghambat mobilitas mobil tangki Pertamina dalam menyalurkan BBM dan LPG," kata Edy dalam keterangan tertulis di situs Kementerian ESDM, dikutip Selasa, 1 Juli 2014.

Untuk mengantisipasi masalah ini, Edy mengatakan akan disediakan produk bahan bakar minyak nonsubsidi dalam kemasan 1, 5, 10, dan 20 liter. Bahan bakar minyak dalam kemasan ini akan dijual di kios-kios di jalur Pantai Utara Jawa dan jalur alternatif. "Diharapkan hal ini dapat menekan antrean pembelian BBM di SPBU, terutama di jalur-jalur padat," ujar Edy.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM akan mengeluarkan surat keterangan penyalur sementara bagi agen-agen penjual untuk mendukung penjualan BBM dalam kemasan ini. Pada 12 Juli-12 Agustus 2014 atau H-15 hingga H+15, penggunaan BBM bersubsidi jenis Premium diperkirakan akan meningkat 14 persen dari 80.926 kiloliter per hari menjadi 91.830 kiloliter per hari. Sedangkan konsumsi solar bersubsidi diperkirakan turun sekitar 4,9 persen dari rata-rata 40.626 kiloliter per hari menjadi 38.628 kiloliter per hari.

Mengantisipasi kemacetan saat mudik di jalur pantai utara Jawa (pantura), PT Pertamina (Persero) telah menyiapkan bahan bakar minyak (BBM) dalam kemasan. "Kami menyiapkan kurang lebih 50 ribu liter BBM kemasan per hari untuk tahun ini," kata Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina, Suhartoko Rabu 2 Juli 2014.

Menurut Suhartoko, program tahunan Pertamina ini diadakan untuk memudahkan masyarakat yang mudik agar tidak perlu mengantre berpanjang-panjang di SPBU. "Apalagi di jalur Pantura SPBU-nya tidak banyak. Kami memberi solusi seperti ini," ujar dia.

Penjualan BBM kemasan ini merupakan agenda resmi Pertamina dan sudah pernah dijalankan pada musim mudik tahun 2013 lalu. BBM dengan kemasan 1, 5, 10 dan 20 liter itu dijual di beberapa titik strategis, dengan petugas resmi berseragam Pertamina. "Seperti mobile SPBU," kata Suhartoko. Lokasi yang diutamakan adalah di jalur padat dan jalur alternatif.

Namun, kata Suhartoko, BBM dalam kemasan ini hanya untuk jenis BBM nonsubsidi seperti Pertamax dan Pertamax plus. "Harganya agak beda sedikit dengan SPBU, lebih mahal sedikit."  Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengatakan bahwa pemerintah akan menjual produk bahan bakar minyak non subsidi dalam kemasan di sepanjang jalur pantura. Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 Juli hingga 12 Agustus 2014 atau H-15 hingga H+15 lebaran.

PT Pertamina (Persero) akan meningkatkan pelayanan sepanjang jalur mudik. "Terminal bahan bakar minyak dan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU), khususnya di jalur mudik, akan beroperasi 24 jam," kata Wakil Direktur Komunikasi Perusahaan Ali Mundakiro, Ahad, 8 Juni 2014. General Manager Marketing PT Pertamina Region III Afandi mengakui Pertamina gencar melakukan peningkatan pelayanan demi memenuhi kebutuhan konsumen pada masa mudik Lebaran. "Kami sudah merancang beberapa strategi menjelang Lebaran," kata Afandi.

Menurut Afandi, strategi pertama Pertamina adalah memenuhi tangki bahan bakar pada H-3 dan H-4 jelang Lebaran. Yang kedua, menyediakan SPBU kantong untuk menyokong SPBU dengan pasokan BBM yang menipis. SPBU kantong yang berupa tangki dapat mempersingkat waktu penyediaan BBM.  "Biasanya pasokan diperoleh dari depot BBM. SPBU kantong mempersingkat waktu dari SPBU menuju depot," kata Manajer Marketing PT Pertamina Region III Milla Suciyanti.

Yang ketiga, Pertamina juga menyediakan Pertamax dan Pertamax Plus dalam kemasan untuk daerah yang jauh dari SPBU. "Pertamina bekerja sama dengan anak perusahaan kami, Pertamina Retail, untuk membuka booth (tenda) penjualan Pertamax dan Pertamax Plus dalam kemasan," kata Afandi. Menurut Afandi, harga Pertamax dan Pertamax Plus dalam kemasan akan lebih mahal dari harga di SPBU.

Pertamina yakin, dengan persiapan matang, kebutuhan konsumen akan terpenuhi. "Konsumen tidak perlu khawatir sehingga tidak perlu sampai membeli BBM dalam jeriken. Membeli BBM dalam jeriken malah akan membahayakan keselamatan," Afandi menjelaskan.

No comments:

Post a Comment