Wednesday, July 2, 2014

Pemerintah Cicil Impor Beras Untuk Hadapi El Nino

Pemerintah disarankan untuk mempersiapkan diri menghadapi El Nino yang diperkirakan akan terjadi pada Juli-Agustus. "Pemerintah harus mempersiapkan petani dan masyarakat dengan kebijakan yang efektif," kata pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Hermanto Siregar,, Rabu, 2 Juli 2014.

Fenomena El Nino ini berpeluang menyebabkan mundurnya awal musim hujan di sebagian wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, Hermanto menilai pemerintah harus bersiap dengan mengoptimalkan panen padi tahun ini. Stok hasil panen tersebut kemudian dijaga oleh pemerintah sebagai cadangan untuk tahun depan. "Mau, tidak mau, pemerintah harus menyediakan stok untuk tahun depan," ujarnya.

Meskipun sudah memiliki cadangan pasokan beras dari hasil panen tahun ini, Hermanto mengatakan jumlah hasil panen dari dalam negeri masih belum cukup. "Pemerintah perlu menyiapkan impor. Apalagi, nanti kekeringan juga melanda negara lain. Oleh sebab itu, pemerintah perlu menyediakan stok beras sejak awal," katanya.

Pada El Nino tahun ini, Indonesia dan Malaysia termasuk ke dalam negara yang mengalami dampak kekeringan yang paling parah. "Pemerintah masih punya kesempatan mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand mulai tahun ini," kata Hermanto.

Selain itu, Hermanto juga meminta pemerintah untuk memperbaiki waduk yang menjadi sumber irigasi bagi sawah tadah hujan. "Waduk diperlukan untuk mengatasi kekeringan. Secara teknis, ketika hujan berhenti, yang paling terpengaruh adalah sawah tadah hujan. Bila sungai tidak terlalu kering dan ada waduk, sawah tadah hujan masih bisa berproduksi walau tidak optimal," ujar dia

Pengamat pertanian yang juga Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor Hermanto Siregar menyarankan pemerintah mulai melakukan impor tahun ini untuk mengantisipasi kekeringan yang disebabkan oleh El Nino. "Tidak apa-apa impor. Kalau tidak impor malah menyengsarakan masyarakat. Lebih baik impor daripada harga beras di pasaran Rp 20.000 per kilogram," kata Hermanto , Rabu, 2 Juli 2014.

Hermanto mengatakan opsi impor tidak bisa dihindari pemerintah. Impor beras juga tak perlu ditunda hingga tahun depan saat masalah pasokan beras sudah muncul. "Pemerintah sebaiknya mulai impor tahun ini. Tapi jangan di bulan Agustus karena sedang masa panen. Pemerintah bisa impor di bulan September atau Oktober," ujarnya.

Kebijakan melakukan impor lebih awal juga menjadi pilihan bijak mengingat dampak kekeringan akibat El Nino yang juga dirasakan oleh negara asal impor beras di Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand. "Lebih baik kita memiliki stok lebih awal karena El Nino tidak hanya menyerang Indonesia, tapi juga Vietnam dan Thailand," katanya.

Menurut Hermanto, kebijakan impor beras juga dilakukan pemerintah ketika menghadapi El Nino di 1997. "Seingat saya pemerintah mengimpor 1,6 juta ton beras ketika El Nino 1997. Dengan adanya impor, kenaikan harga beras saat itu tidak terlalu tinggi," katanya.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir mengatakan petani tidak menentang kebijakan impor selama yang melakukan adalah pemerintah. "Tidak masalah selama yang melakukan impor adalah pemerintah melalui Bulog. Saya baru khawatir kalau yang impor swasta," ujarnya.

No comments:

Post a Comment