Bank Indonesia (BI) melalui Survei Penjualan Eceran (SPE) bulan Mei 2014 melaporkan pertumbuhan tahunan penjualan eceran yang melambat. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tercatat tumbuh sebesar 15 persen (yoy) pada Mei 2014, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 15,9 persen (yoy).
"Perlambatan pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh menurunnya kinerja penjualan riil kelompok barang budaya dan rekreasi yang mengalami kontraksi sebesar 11 persen (yoy) diikuti dengan kelompok makanan, minuman dan tembakau dari 20,7 persen (yoy) menjadi 17,7 persen (yoy)," tulis BI dalam keterangan resmi, Kamis (10/7/2014).
BI mencatat perlambatan terjadi di tiga kota dari 10 kota yang disurvei. Adapun perlambatan terbesar dilaporkan terjadi di Banjarmasin. Secara triwulanan, pertumbuhan tahunan penjualan riil pada kuartal II 2014 masih cukup tinggi.
"Hal ini tecermin dari rata-rata pertumbuhan tahunan IPR kuartal II 2014 sebesar 14,3 persen (yoy), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 12,3 persen (yoy)," kata BI.
Survei juga mengindikasikan ekspektasi terhadap tekanan harga pada 3 bulan mendatang (Agustus 2014) diperkirakan menurun. Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang sebesar 150,2, turun 1,4 poin dibandingkan bulan sebelumnya 151,6 persen.
"Penurunan tersebut diperkirakan akibat konsumsi rumah tangga pasca-bulan puasa dan hari raya Idul Fitri yang kembali normal. Di sisi lain, pada 6 bulan mendatang (November 2014), IEH diperkirakan sebesar 134,7, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 133,4," jelas BI.
No comments:
Post a Comment