Wednesday, July 2, 2014

Faisal Basri Ungkap Mafia Minyak dan Penyelundup BBM Indonesia

Mantan Menteri di era Soeharto yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Emil Salim membenarkan ada mafia minyak di sektor perminyakan Indonesia. "Benar, memang ada mafia minyak, yang disebut-sebut itu, dia itu salah satu sahabat salah satu Cawapres, mafianya itu keturunan Pakistan, kamu tanya saja dia (Cawapres) pasti tahu," ucap Emil kepada wartawan di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (2/7/2014).

Emil menegaskan, bahwa mafia minyak 'R' ini sangat ingin BBM subsidi itu tetap ada, karena makin menguntungkan dirinya dan jaringannya, semakin BBM subsidi banyak dan makin banyak impor BBM, mafia ini makin bahagia.

"Kamu tahu kita tidak punya kilang minyak sampai saat ini terakhir kali kita punya kilang zamannya Pak Ginanjar (menteri ESDM), impor minyak dan BBM Indonesia terus bertambah, anggaran subsidi membengkak itu merupakan satu rangkaian yang saling terkait, di belakangnya ya mafia itu," tutupnya.

Hari ini, tepat sudah sebulan berlalu sejak 2 Juni 2014, kasus penyelundupan minyak terbesar dalam sejarah Indonesia belum juga terungkap. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan kasus ini masih dalam proses penyelidikan. "Saya belum dapat kabar lagi karena masih penyelidikan," ujar Dirjen Bea Cukai Agung Kuswandono di kantor Kemenkeu, Jakarta, Rabu (2/7/2014).

Agung mengatakan, sampai saat ini dirinya belum mengetahui minyak siapa yang ada di tanker MT Jelita Bangsa, yang diselundupkan di wilayah perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. "Saya belum tahu itu minyak siapa, karena kalau penyelidikan harus menunggu prosesnya selesai," jelas Agung.

Dia mengatakan, saat ini Bea Cukai sudah memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan. Pihak yang dipanggil berasal dari SKK Migas, Pertamina, dan pemilik kapan MT Jelita Bangsa. "Semua yang dianggap mempunyai kaitan sedang ditanyai oleh penyidik Bea Cukai di sana, kalau sudah penyidik itu saya tak punya wewenang," kata Agung.

Pada 2 Juni 2014, Ditjen Bea dan Cukai menangkap tanker MT Jelita Bangsa yang melakukan penyelundupan 1.000 ton minyak, di perbatasan Malaysia. Ada 402.000 barel minyak Pertamina yang dibawa, namun kini masih disegel. Tanker ini merupakan sewaan Pertamina untuk mengangkut minyak 402.000 barel dari sumur Chevron di Dumai, Riau menuju kilang Balongan, Jawa Barat. Namun kapal ini malah menuju perbatasan Malaysia dan 'mengencingi' minyak ke tanker lain bernama MT Ocean Maju.

Berikut kronologis penangkapan tanker tersebut:

1. Pada 2 Juni 2014 pukul 14.00 WIB, Kapal Patroli Bea Cukai 9004 menerima perintah untuk melakukan pengamatan kepada MT Jelita Bangsa, dari Dumai tujuan Balongan, Jawa Barat. Selanjutnya pukul 19.00 WIB, kapal patroli ini bergerak dari pangkalan Merak menuju sektor untuk tugas ronda laut.

2. Pada pukul 21.00 WIB, kapal patroli tersebut mengidentifikasi kapal targetnya yaitu MT Jelita Bangsa yang melintas di perairan Takong dan kapal patroli Bea CUkai itu terus melakukan pengamatan dalam jarak kurang lebih 3-6 mil (dengan radar).

3. Pada 3 Juni 2014 pukul 02.30 WIB, tanker MT Jelita Bangsa diamati keluar dari jalur seharusnya (rute Dumai-Balongan) dengan haluan utara memasuki East OPL. Kemudian kapal patroli Bea Cukai terus mengamati dalam jarak kurang lebih 6 mil (dengan radar).

Dalam pemantauan/pengamatan kapal patroli pukul 04.30 WIB. Tanker MT Jelita Bangsa berlabuh jangkar selanjutnya ada kapal yang mendekat dan sandar di lambung kiri MT Jelita Bangsa. Untuk pengamatan lebih jelas, dengan pengamatan visual, kapal yang sandar itu telah memasang selang/pipa ke MT Jelita Bangsa.

Selanjutnya kapal patroli Bea Cukai melakukan upaya penguasaan pada kapal tersebut. Dalam upaya penguasaan, kapal tersebut melepaskan selang, tali dari MT Jelita Bangsa untuk menghindari kapal patroli Bea Cukai pada posisi 01-39-417 N/104-29-417 E.

4. Kapal Patroli Bea Cukai selanjutnya melakukan pengejaran dan berhasil menguasai kapal bernama MT Ocean Maju tersebut. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, setelah menguasai MT Ocean Maju, kapal patroli Bea Cukai menuju, sandar, dan memeriksa MT Jelita Bangsa. Hasil pemeriksaan dan pemantauan, benar MT Jelita Bangsa melakukan ship to ship (mengencingi muatan) dengan MT Ocean Maju (sesuai pengakuan nahkoda MT Jelita Bangsa).

5. Pada 3 Juni 2014 pukul 07.00 WIB posisi 01-31-42 U/104-35-06 T di sekitar perairan berakit, kapal patroli Bea Cukai melakukan penegahan terhadap MT Jelita Bangsa dan MT Ocean Maju. Selanjutnya MT tersebut disegel menuju kanwil Bea Cukai Khusus Kepulauan Riau guna proses lebih lanjut.

Dalam debat Cawapres beberapa waktu lalu terungkap dugaan ekonomi Indonesia dikuasai oleh 4 mafia. Ada mafia minyak, mafia gula, mafia sapi, dan mafia benih.

Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengungkapkan siapa mafia minyak yang selama ini ada di Indonesia. Menurut Faisal, mafia tersebut sangat senang Indonesia makin banyak mengimpor minyak, kilang minyak tidak terbangun dan anggaran subsidi BBM meningkat, siapa dia?

"Mafia minyaknya siapa lagi kalau bukan dia," tegas Faisal ditemui usai diskusi bertajuk 'Realistiskah Program Ekonomi Jokowi?' di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (2/7/2014) di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (2/7/2014). Saat itu, Faisal menyebut nama jelas seorang importir minyak berinisial R.

Faisal mengatakan, mafia tersebut merupakan importir minyak, yang biasa mengimpor minyak Indonesia. "Kalau data memang susah ya, namanya mafia, tapi semua orang diperminyakan pasti tahu siapa dia. Dia importir minyak, senang kalau Indonesia terus-terusan impor minyak, senang kalau ada subsidi BBM," jelasnya.

Faisal juga mengungkapkan siapa mafia minyak tersebut di depan peserta diskusi publik yang diadakan Indonesia Research & Strategic Analysis tersebut.

No comments:

Post a Comment