Meski membukukan pendapatan sebesar Rp 2,1 triliun pada 2013 lalu, tahun ini Electronic Solution (ES) harus merevisi target pertumbuhan pendapatan dari 11 persen menjadi hanya 7-8 persen. Hal ini dikarenakan nilai rupiah yang tidak stabil sepanjang kuartal pertama 2014.
"Kami harus mengubah target pertumbuhan karena rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS. Selain itu juga ada efek pemilu," ujar Head of Marketing Electronis Solutions, Willy Sutanto, di Jakarta, Jumat, 4 Juli 2014.
Efek pemilu, kata Willy, membuat masyarakat memilih menunggu sebelum memutuskan untuk membeli alat elektronik. Karena itu, revisi target harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan daya beli masyarakat yang makin turun.
Meski demikian, peretail alat-alat elektronik ini akan terus mencari peluang-peluang baru dengan melakukan ekspansi ke daerah di luar Jawa. Saat ini, Jawa dan Sumatera merupakan penyumbang pendapatan paling tinggi bagi ES. Namun, Willy memprediksi wilayah Indonesia Timur juga punya potensi untuk tumbuh. "Dalam 3-4 tahun lagi akan terlihat. Jawa-Jawa baru akan muncul dan terus bertumbuh," kata dia.
Ekspansi direncanakan akan dilakukan dengan menambah gerai-gerai baru. Saat ini, ES telah memiliki 58 gerai. Sementara itu, Home Solution (HS), anak usaha ES yang menjual retail peralatan rumah, telah memiliki 41 gerai. Persebaran gerai paling banyak berada di wilayah Jabodetabek sebanyak 29 gerai disusul Pulau Sumatera sebanyak 6 gerai. ES juga memiliki gerai di Kalimantan dan Sulawesi.
"Target kami pada akhir tahun ada 61 gerai ES dan 45 HS. Investasi tiap gerai kami perkirakan sebesar Rp 7 miliar sampai Rp 11 miliar per 1.000 meter persegi," tutur Willy.
No comments:
Post a Comment