Thursday, July 3, 2014

Lelang SUN Dalam Euro Mampu Ringankan Beban Pemerintah

Pemerintah yakin kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian dan instrumen keuangan Indoneisa masih tetap tinggi. Hal ini terlihat dari respons positif pasar terhadap penerbitan surat utang negara (SUN) berdenominasi euro dengan nilai yang cukup besar pada Selasa lalu.

Untuk pertama kalinya, pemerintah menjual obligasi negara dengan denominasi euro senilai 1 miliar euro atau sekitar US$ 1,4 miliar. ”Yang luar biasa bagi saya, demand-nya sampai 6,7 miliar euro. Berarti hampir tujuh kali kelebihan permintaan (oversubscribbed),” kata Chatib di kawasan Parlemen, Kamis, 3 Juli 2014.

Tenor obligasi sepanjang tujuh tahun atau jatuh tempo pada 8 Juli 2021 itu menawarkan tingkat kupon 2,88 persen. Adapun imbal hasil dari obligasi itu sebesar 2,98 persen dan harga 99,37 persen.

Pendistribusian untuk seri RIEUR0721 adalah 24 persen untuk investor Inggris Raya, 24 persen untuk investor Asia, 19 persen untuk investor Jerman dan Austria, 18 persen untuk investor Amerika Serikat, 4 persen untuk investor Swiss, serta 11 persen untuk investor Eropa lainnya.  Adapun transaksi tersebut merupakan bagian dari program Global Medium Term Notes Republik Indonesia sebesar US$ 25 miliar.

Chatib menuturkan penerbitan surat utang itu membuat imbal hasil obligasi (yield) dari valas berdenominasi euro seri RIEUREO721 yang didapat pemerintah berada di angka sekitar 2,9 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan yield dalam dolar AS, yakni 4,0 persen, untuk jenis obligasi yang sama.

Artinya, kata Chatib, biaya pinjaman yang menjadi tanggungan pemerintah akan lebih kecil. Respons positif itu juga di antaranya, menurut Chatib, karena waktu penerbitan SUN tersebut berbarengan dengan Bank Sentral Eropa yang baru saja melakukan kebijakanquantitative easing.

No comments:

Post a Comment