Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Nurhaida mengatakan pihaknya mengkaji kemungkinan penggunaan sistem online dalam pembelian saham perdana atau initial public offering (IPO). Hal itu dilakukan untuk mempermudah investor dalam melakukan pembelian dan transaksi di pasar modal.
Ia berkata, jika selama ini penjualan saham IPO masih melaluiunderwriter atau sindikasi underwriter, kelak nasabah bisa mengakses saham IPO dari berbagai tempat. "Saya perkirakan mulai tahun depan sistemnya bisa diimplementasikan," kata Nurhaida di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Kemudahan ini juga bertujuan meningkatkan jumlah investor di pasar modal.
PT Bursa Efek Indonesia sebelumnya berencana mengimplementasikan pelaporan elektronik dan pembelian saham IPO melalui Internet. Rencana tersebut diberlakukan guna mempermudah terutama para investor kecil membeli saham. Calon investor yang akan memesan IPO di luar Jakarta dapat memesan lewat broker di kotanya, sehingga investor tidak perlu bersusah payah ke Jakarta.
Nurhaida mengatakan sistem ini juga akan membuat semua nasabah di berbagai tempat memiliki kesempatan yang sama dalam bertransaksi. Selain itu, dengan adanya pemerataan fasilitas, semua anggota bursa bisa menjadi perantara transaksi.
OJK, kata Nurhaida, sedang mengkaji secara bertahap sistem penjualan saham IPO yang selama ini dijalankan. Tujuannya untuk melihat sejauh mana penyesuaian akan dilakukan. OJK juga masih mempertimbangkan apakah dibutuhkan peraturan dalam penerapan sistem ini. "Yang penting pembentukan infrastrukturnya selesai dulu," kata dia.
Walaupun menargetkan bisa diterapkan pada tahun depan, namun dalam mempersiapkan sistem ini OJK mengedepankan prinsip kehati-hatian. Sebab, keamanan nasabah menjadi taruhan.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama PT Kustodian Sental Efek Indonesia (KSEI) Heri Sunaryadi mengatakan adanya sistem penjualan IPO online ini akan membuat cakupan pasar modal lebih luas. Sebabnya jaringan yang digunakan juga lebih banyak.
"Tujuannya sederhana, agar lebih mudah. Misalnya ada orang di Papua mau investasi tak usah ke Jakarta," kata heri. Bahkan, nantinya dimungkinkan pembelian saham dan transaksi bisa menggunakan ATM. Namun bank hanya bertindak sebagai perantara pesanan.
PT Bank Permata Tbk dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia meluncurkan co-branding Permata ATM dan AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) KSEI dalam bentuk kartu anjungan tunai mandiri. Fasilitas AKSes ini telah terintegrasi dengan fasilitas ATM bank. "Melalui mesin ATM, investor dapat mengecek saldo efek yang tercatat dalam sub-rekening efek di KSEI dan saldo Rekening Dana Nasabah," kata Direktur Bank Permata Roy Arman Arfandy saat peluncuran kerja sama di gedung Bursa Efek Indonesia.
Inovasi ini, kata Roy, merupakan langkah pengembangan infrastruktur pasar modal dengan menggandeng industri perbankan. Dia berharap masyarakat dapat lebih mudah mengakses kegiatan investasi di pasar modal.
Program co-branding ini menghubungkan infrastruktur pasar modal melalui AKSes atau Single Identification (SID) investor ke jaringan perbankan nasional. Selain melalui ATM, layanan ini dapat diakses melalui Internet banking dan mobile banking.
Syarat untuk mendapatkan fasilitas itu relatif mudah, yakni dengan menjadi nasabah dan memiliki rekening tabungan Bank Permata agar memperoleh kartu ATM. Selain itu, investor harus mempunyai Rekening Dana Nasabah yang dibuka oleh perusahaan efeknya di Bank Permata. Setelah melakukan registrasi di ATM, investor dapat mengakses segala informasi data saldo efek dan dana yang tercatat di KSEI melalui menu ATM.
"Bila semua SID sudah terhubung dengan ATM, dapat mempermudah transaksi investor di berbagai daerah," ujar Direktur Utama KSEI Heri Sunaryadi. Selain itu, kata Heri, Bank juga dapat berperan sebagai KYC (Know Your Customer) pembukaan rekening efek di perusahaan sekuritas.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Nurhaida, menilai kolaborasi tersebut sebagai terobosan untuk meningkatkan jumlah investor pasar modal. Dia berharap program ini dapat dikembangkan lebih lanjut, bukan hanya inquiry tetapi juga bisa digunakan untuk transaksi. "Kami berharap inisiatif ini dapat diikuti oleh bank-bank lain," ujar Nurhaida.
Menurut Hery, ada bank nasional yang akan menerapkan fasilitas serupa dalam waktu dekat. Namun ia enggan menyebutkan bank yang dimaksud. "Tunggu tanggal mainnya."
No comments:
Post a Comment