Merosotnya harga minyak dunia menyebabkan kinerja perusahaan minyak dan gas turut lesu. Kini, perusahaan migas mesti berhati-hati sebelum menanamkan modal atau berekspansi. Salah-salah, peringkat (rating) perusahaannya di mata kreditur malah ikut melorot.
Menurut Associate Director Fitch Ratings, Cheryl Evangeline, rendahnya harga minyak dan tingginya kebutuhan belanja modal pada 2015 akan menurunkan penilaian terhadap perusahaan migas di Asia Tenggara.
Cheryl mengatakan harga minyak yang lebih rendah akan menurunkan pendapatan perusahaan. "Namun, Fitch Ratings memperkirakan peringkat mereka tidak akan berubah," kata Cheryl dalam keterangan tertulis, Kamis, 18 Desember 2014.
Perusahaan migas di Asia Tenggara, kata Cheryl, memiliki neraca dan likuiditas cukup untuk menghadapi anjloknya harga minyak hingga di bawah US$ 75 per barel. Di tengah kondisi ini, perusahaan migas di Asia Tenggara membutuhkan belanja modal yang tinggi untuk menunjang investasi di sektor hulu.
Fitch menilai rendahnya harga minyak dapat memberikan peluang akuisisi bagi perusahaan di Asia Tenggara. Namun, lemahnya arus kas akibat harga minyak yang rendah bisa menghalangi upaya merger dan akuisisi. "Walaupun perusahaan seperti Pertamina dan PTT masih terus berupaya melakukan akuisisi di luar negeri," kata Cheryl.
No comments:
Post a Comment