Thursday, December 25, 2014

Pertama Kali Arab Saudi Alami Defisit Anggaran

Arab Saudi mengumumkan anggaran 2015 akan mengalami defisit besar. Sebagai eksportir minyak mentah terbesar di dunia, negara ini mulai merasakan dampak dari keputusan sendiri tidak untuk menopang harga minyak.

Dalam pernyataan resmi, Pemerintah negara tersebut mengumumkan bahwa defisit anggaran negara mencapai 38,6 miliar dollar AS. Meski demikian, Arab Saudi diproyeksikan tetap akan meningkatkan belanja dengan menekan cadangan keuangan yang luas.

Anggota OPEC ini menegaskan bahwa kartel tidak akan bergerak untuk memperkuat harga minyak dunia meskipun penurunan hampir 50 persen sejak Juni.

OPEC telah mempertahankan pagu produksi 30 juta barel per hari guna tetap menjaga tingkat kekompetitifan dalam memenangkan persaingan dengan shale gas produksi AS.

Pejabat Saudi telah bersumpah untuk tidak meningkatkan produksi tidak peduli seberapa rendah harga pergi, terlepas dari dampak pada kas negara.

Anggaran belanja Arab Saudi tahun depan dialokasikan sebesar 860 miliar riyal (229,3 miliar) dengan pendapatan di 715 miliar riyal (190,7 dollar AS).

"Belanja diproyeksikan sedikit lebih tinggi dari yang direncanakan, namun pendapatan 140 miliar riyal lebih rendah dari perkiraan untuk 2014," kata pemerintah Arab Saudi, Kamis (25/12/2014).

"Saya percaya kita menuju tahun yang sulit pada tahun 2015. Saya pikir defisit yang sebenarnya akan menjadi sekitar 200 miliar riyal karena pendapatan yang sebenarnya diharapkan lebih rendah dari perkiraan," ekonom Saudi Abdulwahab Abu-Dahesh kepada AFP.

No comments:

Post a Comment