Tuesday, December 30, 2014

Fakta Kinerja Keuangan AirAsia

Maskapai Indonesia AirAsia tengah dirundung musibah. Pada Ahad, 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura hilang dari pantauan Radar.  Kini, tim penyelamat menemukan serpihan pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 awak ini. Jasad penumpang pun dikabarkan telah ditemukan di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada Selasa, 30 Desember 2014.

Di tengah musibah ini, ada beberapa fakta menarik tentang Indonesia AirAsia . Maskapai penerbangan murah ini punya prestasi moncer sejak beroperasi di Indonesia pada Desember 2005. Perusahaan asal Malaysia ini mampu mencengkeram pasar industri penerbangan di Indonesia yang tengah cerah.

Berikut ini empat fakta mengenai kinerja korporasi AirAsia di Indonesia.

1. Jumlah penumpang
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, selama Januari-September 2014, Indonesia AirAsia telah mengangkut 2.340.934 penumpang untuk penerbangan domestik di Indonesia. Sementara untuk penerbangan internasional, AirAsia telah mengangkut sebanyak 3.219.439 orang. AirAsia mengklaim pertumbuhan penumpang tahunan di Indonesia mencapai 40 persen.


2. Pangsa pasar
Untuk pangsa pasar penerbangan domestik, Indonesia AirAsia berada di peringkat enam setelah Lion Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Citilink, dan Wings Air. Sementara dalam penerbangan internasional, pasar AirAsia merupakan yang tertinggi diikuti Garuda Indonesia, Lion Air, dan Sriwijaya Air.  Pangsa pasar Indonesia AirAsia tahun ini cenderung stagnan dibanding tahun lalu, baik untuk rute domestik maupun internasional. Tahun lalu pangsa pasar AirAsia di penerbangan domestik hanya 3,99 persen, di bawah Wings Air (4,51 persen), Citilink (7,05 persen), Sriwijaya Air (11,36 persen), Garuda Indonesia (22,08 persen), dan Lion Air (43,04 persen).

3. Sempat didera rugi
Data lembaga riset CAPA Centre fo Aviation menyebutkan kinerja keuangan Indonesia AirAsia kurang menggembirakan. Pada semester I 2014 Indonesia AirAsia mengalami kerugian US$ 56 juta. Padahal pada periode pertama tahun sebelumnya, maskapai ini meraup laba US$ 14 juta. Selain Indonesia AirAsia, ada anak usaha Grup AirAsia lain yang menderita kerugian di awal 2014 yakni Air Asia X. Maskapai full sevice ini merugi US$ 52 juta, dan tahun sebelumnya menerima laba US$ 15 juta.

4. Pertama kali kena musibah
Soal pelayanan, Indonesia AirAsia mungkin layak mendapat pujian. Maskapai ini meriah penghargaan Excellent Service Experience 2014 dari Carre Center for Customer Satisfaction and Loyalty. Ada juga penghargaan Best Managed Low-Cost Airline 2013 dari Frost & Sullivan dan Domestic Airline of the Year 2013 dari Roy Morgan Research. Insiden QZ8501 adalah kecelakaan pertama yang dialami Indonesia AirAsia.

No comments:

Post a Comment