Penguatan indeks saham regional dan meredanya pelemahan rupiah membuat investor kembali berburu saham. Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada Kamis, 18 Desember 2014, menguat 77,69 poin (1,54 persen) ke level 5.113,34.
Indeks menguat bersamaan dengan kenaikan bursa saham global, setelah muncul sinyal bank sentral Amerika (The Fed) batal menaikkan suku bunga. Analis dari PT First Asia Capital, Ivan Kurniawan, mengatakan penguatan IHSG dipicu oleh sentimen positif pertemuan The Fed pada Rabu malam. Pertemuan itu memunculkan sinyal bahwa The Fed tidak akan cepat-cepat menaikkan suku bunga. "Pernyataan The Fed mendorong gairah beli aset-aset berisiko, termasuk di Indonesia."
Momentum positif di bursa global kemudian dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk mengakumulasi saham-saham yang harganya sudah mulai murah. Saham-saham yang paling banyak diburu adalah saham-saham yang terimbas penguatan rupiah, di antaranya saham perbankan, infrastruktur, konstruksi, dan properti.
Menurut Ivan, tren pergerakan IHSG kini berubah dari bearishmenjadi bullish. Sinyal pembalikan arah muncul karena indeks berhasil ditutup di atas level resistan 5.110. Indeks berpeluang mengalami reli hingga akhir tahun dengan target 5.250-5.300.
Bursa regional Asia pun cenderung menguat. Hingga pukul 17.00 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melesat 2,32 persen ke level 17.210, indeks Hang Seng menguat 1,09 persen ke 22.832, indeks Strait Times menguat 0,51 persen ke 3.243, dan bursa India menguat 1,61 persen ke 27.138.
No comments:
Post a Comment