Pemerintah berencana merilis kebijakan baru soal subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), yang salah satunya adalah kemungkinan dihapuskannya subsidi untuk Premium. Bila kebijakan ini ditetapkan, maka harga Premium akan langsung turun.
Menteri ESDM Sudirman Said mengakui bahwa penurunan harga minyak dunia membuat harga keekonomian Premium ikut turun. Bahkan saat ini harga pasar Premium lebih murah dibandingkan dengan harga subsidi yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 8.500/liter.
"That's it, subsidi Premium dihapuskan. Kalau dilepas dengan harga keekonomian, harganya akan jadi lebih rendah dari yang ditetapkan pemerintah November lalu Rp 8.500/liter," ungkap Sudirman saat ditemui di kediaman pribadinya, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (28/12/2014).
Sudirman menambahkan, harga Premium yang sedang murah menjadi momentum tepat untuk menghapuskan subsidi. Pasalnya, meski sekarang menikmati sedikit keuntungan, tetapi sepanjang tahun ini pemerintah masih nombok subsidi BBM.
"Ini mumpung harga minyak dunia begitu rendah, sehingga lebih baik ditetapkan harga keekonomian. Mungkin saat ini pemerintah untung sedikit karena harga keekonomian Premium di bawah harga subsidi. Tapi secara net setahun pemerintah masih nombok karena harus bayar subsidi BBM," jelas Sudirman.
Nantinya, kata Sudirman, hanya harga BBM diesel alias Solar yang disubsidi tetap oleh pemerintah. Kemungkinan subsidi yang diberikan adalah Rp 1.000/liter. "Nantinya harga Solar juga akan naik-turun mengikuti harga market, tapi setiap liter solar ada subsidinya. Diusulkan misalnya Rp 1.000/liter," tuturnya.
Pemerintah berencana menghapuskan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 88 alias Premium, sehingga harganya mengikuti harga pasar atau keekonomian. Apakah nantinya PT Pertamina (Persero) bisa bersaing dengan perusahaan asing dalam hal penjualan BBM?
"Apakah Pertamina kalah bersaing dengan SPBU asing jika Premium dihapuskan subsidinya? Memangnya kalau terus produksi RON 88, mereka (Pertamina) akan berkembang? Lama-lama mereka juga akan berpikir bagaimana cara agar bisa masuk pasar," tegas Menteri ESDM Sudirman Said kala ditemui di kediaman pribadinya, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (28/12/2014).
Sudirman mengatakan, penghapusan subsidi akan menimbulkan persaingan yang sehat antara Pertamina dengan perusahaan swasta di sektor hilir migas. Sehingga Pertamina tidak lagi dominan, bahkan hampir mendekati monopoli di bisnis BBM.
"Pertamina itu jangan menjadi sangat dominan, apalagi mendekati monopoli. Setiap monopoli akan membuat si pemegang monopoli makin hari makin lemah, betul nggak? Kalau sendirian dari dulu nggak akan sehebat ini. Tapi begitu muncul segala macam online, Anda makin kreatif, makin inovatif. Jadi saya ingin Pertamina mendapatkan pressure yang sehat sehingga mereka mau menata diri terus, meningkatkan kualitas layanan dan keandalannya," jelas Sudirman.
Sebagai informasi, pemerintah berencana mengumumkan kebijakan baru seputar subsidi BBM pada pada Selasa (30/12/2014) besok. Selain menghapus subsidi Premium, pemerintah juga mempertimbangkan untuk memberikan subsidi tetap untuk BBM diesel (Solar) yang kemungkinan sebesar Rp 1.000/liter.
No comments:
Post a Comment