Wednesday, December 17, 2014

Jokowi Janjikan Insentif Untuk Tingkat Ekspor Demi Cegah Pelemahan Rupiah

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan pemerintah tengah menyiapkan insentif untuk meningkatkan ekspor di tengah melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika. Menurut JK, menguatnya dolar harus dijadikan peluang untuk memperbaiki neraca perdagangan dan defisit neraca transaksi berjalan.

Demi mendorong ekspor, pemerintah akan memberi insentif berupa pembebasan pajak sementara waktu atau tax holiday. "Selain ada insentif berupa infrastruktur, tidak hanya dalam bentuk uang," kata JK dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Rabu 17 Desember 2014.

Menurut JK, menguatnya dolar akan membuat arus modal masuk lebih cepat karena investor merasa lebih untung. JK yakin pelemahan kurs rupiah merupakan momentum untuk stabilitas ekonomi Indonesia. Terlebih pemerintah juga sudah menaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada November lalu.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah sangat serius untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur sehingga ekspor akan terdongkrak. Dia mengatakan dalam waktu dekat Menteri Perindustrian akan memanggil para investor untuk mengetahui insentif apa yang dibutuhkan. "Tax holiday bisa diberikan, tapi tanya investor juga, barangkali ingin insentif lain."

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan insentif lainnya yang bisa diberikan adalah berupa tax allowance untuk investasi yang bisa menggenjot ekspor. Dia mengatakan insentif tax allowance yang hingga saat ini belum dimanfaatkan akan dipermudah.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia sebenarnya bisa memanfaatkan pelemahan nilai tukar rupiah untuk meningkatkan ekspor dan menekan laju impor. Dengan demikian, kata JK, perbaikan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan bisa lebih cepat.

"Ini peluang karena hampir semua ekspor Indonesia dihitung dengan dolar sehingga defisit perdagangan bisa turun," kata JK dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Rabu, 17 Desember 2014.

JK juga mengatakan ada peluang lain dari melemahnya rupiah. Menurut JK, investasi juga akan lebih cepat masuk karena para pemodal merasa lebih murah jika menanamkan duit di Indonesia. Kondisi ini, kata JK, berbeda dengan yang terjadi di Jepang. Karena harga-harga dihitung dengan dolar dan dikonversikan ke rupiah, maka investasi akan lebih cepat terwujud. "Jadi sebenarnya semua ini peluang bagi Indonesia," ujar JK.

Ihwal penyebab melemahnya rupiah, JK yakin hal itu bukan disebabkan oleh rapuhnya fundamental ekonomi Indonesia. Menurut JK, perbaikan ekonomi Amerika Serikat membuat kurs mata uang negara-negara lain harus bergerak ke arah keseimbangan (equilibrium) baru karena perubahan tersebut.

Saat membuka rapat kabinet terbatas, Presiden Joko Widodo mengatakan tren pelemahan yang dialami mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat seharusnya bisa mendorong pengembangan sektor industri di Indonesia. "Sisi industri harus didorong di kesempatan seperti ini," kata Jokowi

Menurut Jokowi, sektor industri harus diberikan insentif agar industri-industri yang berorientasi ekspor bisa bergerak lebih cepat. "Sehingga bisa mengambil keuntungan dari posisi pelemahan rupiah ini," ujar Jokowi.

No comments:

Post a Comment