Tuesday, December 23, 2014

Harga Merica Tembus Rp. 180.000 Per Kilogram

Jika Anda pecinta makanan pedas, siapkan mental setelah harga cabe rawit meroket tembus Rp 100 ribu per kilogram. Bumbu dapur pedas lainnya, merica, kini harganya sekitar Rp 180 ribu per kilogram.

“Harganya beriringan antara cabe dan merica,” kata Nyonya Marno, 62 tahun, pedagang di Pasar Bojonegoro, Selasa, 23 Desember 2014.  Harga merica sebelumnya berada di kisaran Rp 80-90 ribu per kilogram. Paling banter Rp 120 ribu per kilogram. Tetapi, dalam satu bulan terakhir ini, harganya melonjak drastis.

Para pedagang di pasar tradisional menjual dalam pelbagai kemasan. Mulai dari yang butiran dan dibungkus plastik, seberat 50 hingga 100 gram. Ada juga yang bubuk dengan berat yang sama dan dikemas dalam botol kecil. Di Bojonegoro merica didatangkan dari sejumlah kota besar. Seperti dari Surabaya dan Semarang.

Sebelumnya, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Bojonegoro menyatakan harga-harga kebutuhan pangan cenderung naik Desember ini. Diperkirakan harga akan terus meningkat hingga tahun baru nanti. Bulog mengadakan operasi pasar ke sejumlah lokasi untuk membantu menstabilkan harga. Jenis bahan kebutuhan pokok yang dijual di antaranya adalah beras, minyak goreng, gula, tepung dan sebagainya.

Kepolisian menyelidiki kasus merica oplosan yang beredar di sejumlah pasar tradisional. Kepala Polres Ajun Komisaris Besar Marjoko mengatakan langkah pertama yang dilakukan polisi adalah mengambil sampel merica yang diduga oplosan milik sejumlah pedagang di Pasar Anom.  "Setelah menerima laporan, hari ini kami langsung menindaklanjuti dengan mengambil sampel," katanya.

Bubuk merica itu akan dikirim ke Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Jawa Timur untuk diteliti kandungannya. "Benar dioplos atau tidak, akan diketahui melalui uji laboratorium," ujar Marjoko. Jika ditemukan bahan campuran dalam tes itu, polisi bisa melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap pemasok merica oplosan tersebut.

Peredaran merica oplosan ini diketahui setelah menerima keluhan warga. Keluhan itu kemudian ditindaklanjuti Dinas dengan membeli langsung merica di sejumlah pedagang di Pasar Anom. "Kami menemukan satu toko menjual merica yang dioplos dengan tepung singkong," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Saiful Bahri.

Dinas melapor kepada polisi agar kasus ini diusut tuntas. "Ini tentu sangat merugikan konsumen," kata Saiful. Sariah, warga Ganding yang mengaku pernah tertipu saat membeli merica, mengatakan sangat sulit membedakan merica oplosan dengan yang asli. "Kejadiannya cukup lama, sekitar 2012."

Dia baru tahu bahwa merica yang dibelinya palsu setelah mencelupkan merica itu ke dalam air. Merica yang asli, kata dia, mengambang. Sedangkan bahan oplosannya larut di dalam air, bahkan lumer. Merica asli juga tidak bisa dipecah dengan jari. "Sekarang merica lagi mahal, Rp 10 ribu per ons."

No comments:

Post a Comment